Translate

Kamis, 31 Maret 2011

Tata Cara Pelaksanaan Pernikahan di Indonesia Vineyard Church


I. Pendahuluan 
Pernikahan berasal dari kata “nikah” yang berarti perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi suami-istri dalam suatu upacara resmi.
Penciptaan manusia yang terdiri dari dua jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) membuktikan bahwa pernikahan itu direncanakan oleh Allah sendiri, bersifat monogamy ( Bukan Poligamy )untuk meneruskan generasi manusia serta memelihara bumi. Kejadian 1:26-28.
Pernikahan yang berkenan kepada Allah adalah pernikahan antar sesama orang percaya yang didasarkan pada cinta kasih dalam melaksanakan kewajibannya masing-masing. II Korintus 6:14-15; Efesus 5:22-29. Bandingkan dengan undang-undang perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1.
II. Persyaratan Pra Nikah
Bimbingan Pastoral Pernikahan Kristen adalah kudus dan monogami. I Korintus 7:2; 10-11, 39; Efesus 5:32; Ibrani 13:4; I Tesalonika 4:3-5; Kejadian 1:26-28 Pernikahan Kristen tidak mengenal perceraian. Matius 19:3-6; Markus 10:1-2; Roma 7:2-3. Pernikahan Kristen adalah wahana untuk melahirkan keturunan sebagai generasi penerus (secara jasmani dan rohani) Kejadian 1:26-28; Yesaya 54:13; Maleakhi 2:15; Efesus 2:19. Pernikahan Kristen juga mengatur hak-hak dan kewajiban suami istri dan anak-anak. Efesus 5:22-23; 6:1-9; I Petrus 3:1-7; Kolose 3:18-21. Pengarahan-pengarahan praktis yang berhubungan keuangan, kehidupan sexual, hubungan dengan orang tua dan keluarga , ibadah , hidup bermasyarakat, dan sebagainya. Maleakhi 3:10; Ulangan 6:5-7; Yosua 24:14-15; Kejadian 2:24; I Korintus 7:5; Ibrani 10:25; Kejadian 26:8; Efesus 6:1-4; Filipi 2:15; Lukas 2:25; I Samuel 2:26; Roma 14:18.            
Keterangan :
Yang berhak menerima peneguhan nikah di Gereja adalah : Pasangan pemuda / pemudi yang belum pernah melakukan hubungan suami-istri dan pasangan duda atau janda yang ditinggal mati oleh istri atau suami. Pasangan pemuda / pemudi yang sudah melakukan hubungan suami-istri , hanya didoakan. Kedua mempelai berhak menerima surat nikah dari gereja untuk mencatatkan pernikahan mereka ke kantor Catatan Sipil setempat.       Mengisi formulir data pribadi       Demi tertib Administrasi Gereja dan kepentingan peneguhan nikah, maka kedua calon wajib mengisi Formulir Peneguhan dan Pemberkatan Nikah :
Formulir A untuk pria Formulir B untuk wanita      
III. Pelaksanaaan Upacara Pemberkatan Nikah
Langsung dipimpin oleh Gembala sidang jemaat / hamba Tuhan yang sudah ditugaskan.
Kedua mempelai memasuki pintu Gereja Gembala sidang jemaat mengundang hadirin berdiri untuk menyambut kedatangan mempelai. Gembala Jemaat sidang memaklumkan bahwa upacara peneguhan dan pemberkatan nikah antara Sdr…….dan Sadri…….segera dimulaikan, kemudian langsung berdoa. Kedua mempelai dan hadirin dipersilahkan duduk. Khotbah Pertanyan kepada mempelai Janji mempelai (Dapat diikuti dengan pemasangan cincin) Peneguhan / pemberkatan Nikah (dapat diakhiri dengan pembukaan kerudung oleh mempelai pria ) Ucapan selamat oleh Gembala Sidang Jemaat (dapat diikuti dengan pemberian Alkitab ) Doa penutup      
Keterangan : Susunan Peneguhan Nikah ini dapat ditambah, disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
IV. Contoh-contoh Pertanyaan , Ucapan Janji. Ucapan pemasangan cincin, Ucapan peneguhan Nikah, ucapan pemberkatan Nikah
Contoh Pertanyaan : Kepada mempelai pria :             Sdr……., maukah saudara menerima wanita ini sebagai istri yang dijodohkan oleh Tuhan didalam pernikahan yang kudus ? Maukah saudara mengasihi dia , menghibur dia, menghormati dan memelihara dia baik pada waktu sakit maupun dia sakit maupun pada waktu dia sehat , serta melupakan orang lain tetapi hanya mengasihi dia saja, selama saudara berdua hidup didunia ini ?
Mempelai pria menjawab : “YA SAYA MAU!”
Kepada mempelai wanita :             Sdri……, maukah saudari menerima pria ini sebagai suami yang dijodohkan oleh Tuhan didalam pernikahan yang kudus ? Maukah saudari mengasihi dia , menghibur dia, menghormati dan memelihara dia baik pada waktu sakit maupun dia sakit maupun pada waktu dia sehat , serta melupakan orang lain tetapi hanya mengasihi dia saja, selama saudari berdua hidup didunia ini ?
Mempelai wanita menjawab : “YA SAYA MAU!”
Contoh Ucapan Janji :       Ucapan janji mempelai pria :       “ Saya ….., (nama mempelai pria) mengambil engkau,……(nama mempelai wanita) menjadi istri saya , dengan mengasihi dan menghormati engkau sampai maut memisahkan kita, menurut Firman Tuhan, ini janji ku padamu !
Ucapan janji mempelai wanita :       “ Saya ….., (nama mempelai wanita) mengambil engkau,……(nama mempelai pria) menjadi suami saya , dengan mengasihi dan menghormati sengkau sampai maut memisahkan kita, menurut Firman Tuhan, ini janji ku padamu !
Contoh Ucapan Pemasangan Cincin :       Ucapan Mempelai Pria :       “ Dengan cincin ini saya mengambil engkau sebagai istri saya , didalam nama Bapa, Anak Laki-laki dan Roh Kudus yaitu Tuhan Yesus Kristus, Amin!”
Ucapan Mempelai Wanita :       “ Dengan cincin ini saya menerima engkau sebagai suami saya , didalam nama Bapa, Anak Laki-laki dan Roh Kudus yaitu Tuhan Yesus Kristus, Amin!”
Contoh Ucapan Peneguhan Nikah oleh Gembala Sidang Jemaat :       “ Dihadapan Tuhan dan keluarga serta jemaat Tuhan , hari ini , saya meneguhkan pernikahan saudara berdua menjadi suami istri yang sah, dalam nama Bapa, Anak Laki-laki dan Roh Kudus yaitu Tuhan Yesus Kristus, dan apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia, Amin!”
Contoh Ucapan Pemberkatan Nikah oleh Gembala Sidang Jemaat :       “ Kiranya berkat anugrah Allah Bapa, Kasih Yesus Kristus dan bimbingan serta pertolongan Roh Kudus melimpah dan menyertai pernikahan ini dari sekarang sampai maranatha . Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin!”
 Gembala Sidang River of Life Church Ev.Eko Basuki

Selasa, 22 Maret 2011

Sejarah Alkitab Indonesia "Eskatologia"

Ps..Eko.B



  1. Artikata.
    Kata "eskatologia" adalah kata madjemuk Junani. Ia terdiri atas kata "logos" =kata, adjaran, dan kata "eskaton"(mufrad) atau "eskata" (djamak) artinja: jang terachir. Maka itu kata "eskatologia" artinja ialah kata/paham, adjaran tentang "jang terachir",. Menurut istilah kata itu berarti: paham/adjaran tentang kedjadian-kedjadian terachir didalam sedjarah dunia dan umat manusia, djadi: achir djaman atau djaman terachir, djaman jang menguntji sedjarah dunia ini. Maka itu "eskatologia" tidak sama artinja dengan "hari kiamat", meskipun "hari kiamat" tentu termasuk kedalam pengertian "eskatologia".
    Orang memperbedakan "eskatologia umum" dan "Eskatologis perseorangan". Eskatologia umum mengenai umat manusia/umat Allah seluruhnja, pada hal eskatologia perseorangan mengenai masing-masing orang, djadi kematian dan nasibnja jang terachir. Disini hanja diperbintjangkan tentang "eskatologia umum" sadja. Adapun sebabnja ialah: Eskatologia umum itu amat penting kedudukannja dalam Kitab Sutji, pada hal "eskatologia perseorangan" kurang penting dan djarang sekali tampil kedepan.
    Eskatologia umum tersebut menurut isinja boleh diringkaskan sebagai berikut: adjaran/paham dan pengharapan akan tjampur tangan Allah terachir jang merobah sama sekali keadaan umat manusia dan hubungan-hubungannja dengan Allah. Tjampur tangan Allah itu dapat berlangsung agak lama dan tidak hanja pada "hari kiamat". Demikian misalnja djaman masehi adalah "eskata", kedjadian, tjampur tangan Allah jang terachir.
    Adakalanja dalam tjampur tangan Allah terachir itu ada seorang tokoh jang diperbedakan dengan Allah memegang peranan sebagai pengantara. Kalau demikian maka orang menggunakan istilah "masehi": al-Masih sebagai pengantara. Djadi "eskatologia dan "masehi" tidak sama artinja. Masehi memang termasuk ke dalam eskatologia, tapi pengertian eskatologia lebih luas dari masehi.
    Eskatologia djuga dibedakan dengan "apokaliptik". Apokaliptik adalah djenis sastera tertentu. Didalamnja tertjakup eskatologia chusus. Tjampur tangan tersebut bukan suatu landjutan sedjarah jang sekarang, melainkan berlangsung ditingkatan lebih luhur. Terlebih dahulu dunia ini harus dibinasakan. Lalu bumi baru dan langit baru ditjiptakan untuk kaum pilihan Allah. Maka itu "eskatologia" adalah merupakan pengertian lebih luas dari pada pengertian "apokaliptik", tapi apokaliptik termasuk kedalam pengertian "eskalogia".
    Dalam Kitab Sutji eskatologia, masehi dan apokaliptik kerapkali bertjampur satu sama lain. Maka itu sehubungan dengan Kitab Sutji perbedaan tidak boleh terlalu ditekankan.
  2. Perdjandjian Lama
    Kerap berbitjara tentang tjampur tangan Allah jang terachir itu dan keselamatan dimasa depan. Mula-mula adjaran itu (chususnja adjaran para nabi) mengenai umat Allah, Israel sadja. Tetapi kemudian merangkum seluruh dunia dan segenap umat manusia. Nabi Amos (Am 5:1) menjebut "Hari Jahwe" jang adalah merupakan hari pengadilan ilahi atas orang-orang Israil jang murtad. Tapi nabi Hosea (Hos 2:16-17) melihat Israil bertobat dan demikian menjadi selamat. Menurut nabi Jesaja (Yes 2:9-21) murka Allah menghukum para bangsa, musuh Israil dan Tuhan jang angkuh hati. Nabi Jeremia menegaskan bahwa perdjandjian Jahwe dengan Israil digunung Sinai sudah batal akibat pelanggaran Israil. Tapi iapun menubuatkan suatu perdjandjian baru jang kekal dan tetap (Jer 31:31-34). Demikianpun nabi Jeheskiel (Jeh 36:26-27) jang menubuatkan pemulihan Israil dimasa depan (Jeh 37:1-34). Trito-Jesaja menubuatkan pemulihan Jerusjalem (Jeh 60:1-22; 62:1-9) serta bumi dan langit jang baru (Apokaliptik) (Yes 65:17; 66:22). Beberapa nabi menekankan, bahwa hanja "sisa Israil", Israil sedjati akan selamat (Am 3:12; 5:15; Yes 4:3; 6:13; 10:20; Mich. 4:6; Sef 3:12-13; Jeh 20:34-38). Para nabi memang mengharapkan pengadilan atas bangsa-bangsa, tapi merekapun menantikan bahwa didjaman terachir atau diachir djaman para bangsa selamat dan termasuk kedalam umat Allah kelak (Yes 2:2-4=Mich 4:1-3; Jer 12:15-16; 19:19, 21; Yes 42:6; 45:22-23; Zak 2:15; 8:21). Dalam kitab Daniel (chususnja) eskalotogia berubah djadi apokaliptik (Dan 7-12; bdk. Jeh 38-39; Yes 24-27; Zak 9-14). Dimasa tampilnja Jesus harapan eskatologis jang berupa apokaliptik amat kuat dibeberapa kalangan orang Jahudi. Harapan itu tertjantum dalam pelbagai kitab apokaliptik dan dalam naskah-naskah djemaah di Qumran.
  3. Perdjandjian Baru
    Pemakluman Jesus sendiri bersifat eskatologia dan malah apokaliptik bersesuaian dengan alam pikiran didjamanNya. Tjukuplah kiranja orang ingat akan pokok utama pemaklumanNja, jakni "Keradjaan Allah" jang sudah dekat dan tengah datang. Pokok itu tentu adalah pokok eskatologis dan apokaliptis (bdk. Mar 1:15; Mat 9:35). Pokok-pokok lain dari eskalotogia ialah pengadilan (Luk 19:41-44; Mat 25:31-46), perdjuangan antara Allah dan jang djahat serta murtadnja banjak orang (Mat 24:4-13), bumi dan langit jang bergontjang (Mat 24:29) dan lain-lainnja. Bahkan ketiga indjil jang terdahulu muat suatu wedjangan tentang achir djaman (Mat 24; Mar 13; Luk 21:5-36) dan wedjangan itu njata bersifat apokaliptik.
    Sikap dan pendirian Jesus sendiri sehubungan dengan "achir djaman" sesungguhnja tidak mendjadi amat djelas. Ajat jang paling djelas dan paling penting ialah jang menegaskan, bahwa Jesus sendiri tidak tahu saatnja (Mat 24:36). Djuga djelaslah keradjaan Allah djadi achir djaman, sudah mulai dengan pemakluman dan mukdjidjat-mukdjidjat serta diri Jesus (Mar 1:15; Mat 12:28; Luk 6:20; 16:16; 17:21). Dilain pihak keradjaan Allah (achir djaman) belum ada djuga (Mat 13:43; 26:29). Ada ajat-ajat jang menjarankan seolah-olah Jesus berharap achir djaman tidak lama lagi akan tiba (sesudah wafatNja) (Mar 9:1; 13:29; Mat 10:23).Semua keterangan-keterangan itu sukar disesuaikan satu sama lain. Kiranja boleh dikatakan sebagai berikut: Jesus sendiri memang tidak tahu kapan "achir djaman" akan berlangsung. Tapi Ia sungguh memperhitungkan, bahwa tidak lama setelah Ia wafat mungkin terdjadi. Tetapi kepastian tidak ada. Maka Iapun mengindahkan kemungkinan, bahwa djaman antara wafatNja dan achir dunia akan tjukup lama djuga.
    Didjaman para rasul orang dapat melihat suatu perkembangan. Mula-mula orang-orang Keristen menaruh harapan jang hangat sekali bahwa achir djaman segera akan tiba, meskipun kepastian tiada ada (bdk. 1Tes 4:15, 17; 2Tes 2:1-2). Tapi lambat-laun-oleh karena tidak djadi-harapan itu mendjadi kendor (2Ptr 3:4). Maka mulai ditekankan, bahwa hidup abadi dan kebangkitan dalam diri orang keristen sudah berlangsung djuga (Indjil karangan Johanes).
  4. Gambaran-gambaran Eskatologis
    Dalam menggambarkan achir djaman dan djaman terachir Kitab Sutji menggunakan bahasa kiasan dan bahasa-penghebat jang sudah tradisionil. Perdjandjian Baru memakai gambaran jang lazim dalam sastera apokaliptip Jahudi didjamannja. Gambaran dan bahasa kiasan itu tidak boleh diartikan setjara harfiah, melainkan sebagai sastera belaka dan sesuai dengan alam pikiran didjaman itu. Tidak djadi djelas bagaimana halnja akan berlangsung dan apa jang terdjadi kelak pabila Allah akan menguntji sedjarah penjelamatan.
  5. Inti eskalotogia.
    Apa jang sesungguhnja dimaksudkan Kitab Sutji dengan adjarannja tentang achir djaman ialah: pernah sedjarah penjelamatan ilahi akan selesai dan berachir. Maka semua orang jang selamat akan mendjadi njata sebagai orang jang ditebus oleh Tuhan dan diselamatkan oleh Allah, bukannja orang tersendiri-tersendiri, melainkan bersama-sama sebagai umat Allah. Sedjarah umat manusia berkembang dan dipimpin kesana. Djadi pikiran dilatar belakang ialah ada sedjarah penjelamatan jang pernah mulai dan pernah akan berachir. Sedjarah umat manusia bukan suatu lingkaran. Bagaimana semuanja akan berlangsung tidak kita ketahui sedikitnja. Penjelesaian itu adalah penjelesaian sedjarah jang kini tengah berlangsung. Tidak dapat dikatakan, bahwa dunia (djagat raya) dan umat manusia akan berhenti, tapi hanja sedjarah penjelamatan akan selesai. Penjelamatan itulah "achir djaman" jang kita alami ini. Semendjak Kristus "eskatologia" sudah berlangsung, tapi belum selesai. Djaman terachir sudah mulai tapi achir djaman masih dinantikan.
  6. Interpretasi eskatologia Perdjandjian Baru.
    Para ahli tidak sepakat tentang apa gerangan adjaran Perdjandjian Baru tentang achir djaman, chususnja pendirian Jesus sendiri. Tidak semua pendapat itu dapat diterima, meskipun semua memang mengandung sedikit kebenaran djuga.
    1. Ada jang berpendapat, bahwa Jesus mengharapkan achir djaman dan kedatangan Keradjaan Allah eskatologis selama hidup. Tanggapannja tentang Keradjaan Allah itu sama sadja dengan jang lazim dalam sastera apokaliptik didjamannja. Tapi harapanNja itu tidak terlaksana. Maka Ia mulai berpendapat, bahwa Ia sendiri harus menderita dan mati supaja Keradjaan Allah itu dapat tiba. Tapi achirnja harapan itupun njata sia-sia belaka. Djadi Jesus keliru.
    2. Orang lain beranggapan bahwa dalam kabar Jesus tidak ada harapan akan masa depan. Jesus sendiri adalah Keradjaan Allah dan achir djaman sudah ada sama sekali didalam dan dengan Dia. Ia memaklumkan hanja hidup abadi dan kebangkitan rohani jang terdjadi didalam orang jang pertjaja akan Dia. Dalam diri Jesus "tjampur tangan Allah" jang terachir sudah terwudjud seluruhnja dan Jesus sendiri adalah pernjataan Allah tentang kehendak penjelamatanNja jang terachir. Semua ungkapan Kitab Sutji tentang "Keradjaan Allah", "masa depan", "pengadilan", "kebangkitan" dan lain-lainnja mengenai semua diri Jesus. Kemudian dalam Perdjandjian Baru orang lupa akan adjaran Jesus itu dan lalu baru lahirlah tanggapan tentang "achir djaman" dimasa depan.
    3. Pendapat jang sedikit serupa mengatakan: semua ide dan gagasan "waktu" harus dihilangkan dari "eskalotogia". Perdjandjian Baru berbitjara dengan bahasa "mitologis". "Djam terachir" jang sebenarnja ialah keputusan jang tiap-tiap kali diambil manusia terhadap keselamatan jang tiap-tiap kali ditawarkan kepadanja. Bila orang menerimanja artinja beriman, maka ia selamat; djika menolak, maka ia "dihukum". Jesus adalah merupakan panggilan ilahi jang mendorong manusia untuk mengambil keputusan jang tepat. Djadi dalam anggapan ini tidak ada "waktu" terachir, atau "hari kiamat", "achir sedjarah" dan lain-lainnja.
    4. Pendapat jang tepat kiranja sebagai berikut; Djaman terachir (eskaton) sudah mulai dengan Kristus. Didalam diri Jesus serta karyaNja. Keradjaan Allah sudah hadir serta nampak. Tapi belum selesai dan belum ternjata. Pernjataan dan penjelesaian itu baru terdjadi pada achir sedjarah. Dalam landjutan karya Kristus, jakni Geredja, keradjaan Allah tetap hadir dan terus bekerdja. Geredja tidak sama dengan keradjaan Allah (demikian pendapat sementara orang), melainkan terlebih "sakramennja". Geredja adalah keradjaan Kristus jang achirnja akan beralih djadi Keradjaan Bapa. Geredja tengah djalan menudju ke Keradjaan Allah, keachir sedjarah waktu Keradjaan Bapa akan njata seluruhnja.

Paskah 2011


Paskah (bahasa YunaniΠάσχα atau Paskha[1]) adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgigerejawi Kristen. Bagi umat Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai "anak domba Paskah"; jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan[a], dan pada hari yang ketiga[b] bangkit dari antara orang mati. Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus.
Paskah juga merujuk pada masa di dalam kalender gereja yang disebut masa Paskah, yaitu masa yang dirayakan dulu selama empat puluh hari sejak Minggu Paskah (puncak dari Pekan Suci) hingga hari Kenaikan Yesus namun sekarang masa tersebut diperpanjang hingga lima puluh hari, yaitu sampai dengan hari Pentakosta (yang artinya "hari kelima puluh" - hari ke-50 setelah Paskah, terjadi peristiwa turunnya Roh Kudus). Minggu pertama di dalam masa Paskah dinamakan Oktaf Paskah oleh Gereja Katolik Roma. Hari Paskah juga mengakhiri perayaan Pra-Paskah yang dimulai sejak empat puluh hari sebelum Kamis Putih, yaitu masa-masa berdoa, penyesalan, dan persiapan berkabung.
Paskah merupakan salah satu hari raya yang berubah-ubah tanggalnya (dalam kekristenan disebut dengan perayaan yang berpindah[2]) karena disesuaikan dengan hari tertentu (dalam hal ini hari Minggu), bukan tanggal tertentu di dalam kalender sipil. Hari raya-hari raya Kristen lainnya tanggalnya disesuaikan dengan hari Paskah tersebut dengan menggunakan sebuahformula kompleks. Paskah biasanya dirayakan antara akhir bulan Maret hingga akhir bulan April(ritus Barat) atau awal bulan April hingga awal bulan Mei (ritus Timur) setiap tahunnya, tergantung kepada siklus bulan. Setelah ratusan tahun gereja-gereja tidak mencapai suatu kesepakatan, saat ini semua gereja telah menerima perhitungan Gereja Aleksandria (sekarang disebut Gereja Koptik) yang menentukan bahwa hari Paskah jatuh pada hari Minggu pertama setelah Bulan Purnama Paskah, yaitu bulan purnama pertama yang hari keempat belasnya ("bulan purnama" gerejawi) jatuh pada atau setelah 21 Maret (titik Musim Semi Matahari/vernal equinox gerejawi)
Minggu Paskah bukan perayaan yang sama (namun masih berhubungan) dengan Paskah Yahudi (bahasa Ibraniפסח atau Pesakh[1])[3][c] dalam hal simbolisme dan juga penanggalannya.Bahasa Indonesia tidak memiliki istilah yang berbeda untuk Paskah Pesakh (Yahudi) dan Paskah Paskha (Kristen) sebagaimana beberapa bahasa Eropa yang mempunyai dua istilah yang berbeda, oleh sebab itu kata Paskah dapat memiliki dua arti yang berbeda di dalam bahasa Indonesia.
Banyak elemen budaya, termasuk kelinci Paskah dan telur Paskah, telah menjadi bagian dari perayaan Paskah modern, dan elemen-elemen tersebut biasa dirayakan oleh umat Kristen 

Pentakosta dan Glossolalia

Selamat Paskah 2011



"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" (Yohanes 11:25-26)





Nama.
  1. Kata "pentakosta" berasal dari kata Junani "pentekostes" (jang bersangkutan dengan kata Sangsekarta: pantja). Kata Junani itu berarti "jang kelimapuluh", jakni hari jang kelimapuluh. Pentakosta adalah suatu perajaan dari agama Jahudi dahulu (dan sekarang) jang diambil alih (dengan dirubah maknanja) oleh agama keristen. Kata (Junani) dalam Perdjandjian Lama (jang berbahasa Junani) hanja terdapat dalam Tb 2:1 dan 2Mak 12:31-32, sedangkan dalam Perdjandjian Baru diketemukan dalam Kis 2:1; 20:16 dan 1Kor 16:18. Semua teks itu berbitjara tentang perajaan Jahudi. Umat keristen baru pada pertengahan atau achir II Masehi. mulai merajakan Pentakosta sebagai perajaan keristen. Pesta itu mendjadi perajaan peringatan akan turunnja Rohulkudus atas djemaat keristen di Jerusalem, sebagaimana jang ditjeritakan Kis 2, pada hari kelimapuluh sesudah Jesus (pada hari Paskah) bangkit dari alam maut.
    Dalam Perdjandjian Lama jang berbahasa Hibrani perajaan Pentakosta disebut "hari raja panen" (Peng 23:16). Dan inilah nama jang tertua. Kemudian dinamakan "pesta/perajaan pekan-pekan (Peng 34:22; Lev 23:15-17; Tj.Dj 28:26; Ul 16:10; 2Taw 8:13).

  2. Sedjarah.
    Seperti sudah djelas dari nama jang paling tua itu (Peng 23:16) maka "Pentakosta" aselinja suatu pesta panen. Menurut Ul 16:9 dirajakan tudjuh pekan (lk. 50 hari) sesudah permulaan panen djelai, jaitu pada achir panen gandum. Djadi aselinja perajaan itu adalah suatu pesta kaum tani. Dari sebab itu maka tak mungkin pesta itu sudah dirajakan waktu suku-suku Israil masih berkalana dipadang gurun sebagai suku (setengah) badui, djadi pemiara ternak (ketjil). Pesta itu baru muntjul setelah suku-suku itu menetap di Kanaan dan mulai bertani. Boleh djadi pesta itu diambil alih dari penduduk Kanaan (kafir) aseli jang mengadjar Israil bertani.
    Sesudah masa pembuangan (th. 538 seb. Mas.) bahkan dalam abad II sebelum Masehi barulah perajaan itu "dihistorisasikan", artinja dihubungkan dengan peristiwa penting dalam sedjarah penjelamatan Israil. Pentakosta dihubungkan dengan perdjandjian jang diikat digunung Sinai. "Djadi Pentakosta atau "perajaan pekan mendjadi peringatan akan kedjadian itu, sama seperti perajaan paskah dari pesta kaum pemiara ternak mendjadi peringatan akan pengungsian Israil dari negeri Mesir. Dari sebab itupun perajaan Pentakosta dihubungkan dengan perajaan Paskah pula. Menurut Peng 19:1 maka Israil tiba digunung Sinai dalam bulan ketiga setelah bulan pertama (bulan Nisan, Peng 12:41) berangkat dari Mesir. Bulan ketiga itu ialah l.k. limapuluh hari.Lev 23:15-19 menempatkan Pentakosta (perajaan Pekan-pekan) tudjuh pekan, djadi l.k. limapuluh hari, sesudah Paskah. Tidak djelas bagaimana Levetika menghitung waktu itu, apakah bertolak dari hari berikutnja perajaan Paskah (16 Nisan) atau satu minggu sesudahnja. Dari sebab itu diantara orang-orang Jahudi dahulu ada perbedaan dalam perhitungan itu. Tetapi kebanjakan orang Jahudi (mazhab Parisi jang banjak berpengaruh) menempatkan Pentakosta limapuluh hari sesudah Paskah.
    Rupanja bahwa perajaan Pentakosta sebagai peringatan Perdjandjian digunung Sinai pada djaman Kristus belum umum dirajakan oleh orang Jahudi. Tetapi pasti dirajakan oleh beberapa kalangan. Jang paling djelas ialah djemaah jang bermukim di Qumran. Djemaat itu ada hubungannja dengan kalangan para imam, sehingga boleh diterima dikalangan itupun perajaan itu sudah mendapat tjorak itu. Djadi ada kalangan jang mengikatkan Pentakosta pada perdjandjian di gunung Sinai dan disampaikannja Taurat Musa sebagai wahju ilahi. Kiranja tradisi jang termuat dalam Kisah Rasul terpengaruh oleh kalangan itu. Dalam seluruh Perdjandjian Baru hanja Lukaslah jang mentjeritakan turunnja Rohulkudus pada hari raya Pentakosta, hari jang kelimapuluh sesudah Paskah Jahudi, ketika Jesus bangkit dari alam maut.

  3. Peristiwa Pentakosta dalam Perdjandjian Baru.
    Aneh benar hanja Lukas sadjalah jang mentjeritakan peristiwa itu. Memang turunnja Rohulkudus ditjeritakan djuga ditempat lain, tetapi tidak tepat pada hari raya Pentakosta sebagai turunNja jang pertama. Demikianpun hanja Lukas sadjalah jang mentjeritakan bahwa Jesus naik kesurga pada hari keempatpuluh setelah bangkit dari alam maut (Kis 1:3bdk Mar 16;19 tanpa tanggal dan bergantung pada tradisi Lukas). Apakah Ef 4:7-8 terpikir kepada naik surga dan Pentakosta itu kurang djelas. Bagaimana pun pula tidak disebutkan tanggal dan hari. Sebaliknja Indjil karangan Mateus (Mat 28:16-20) tidak menjebut naik surga, sedangkan Indjil karangan Johanes (Mat 20:17-23) memberikan kesan seolah-olah Jesus pada hari kebangkitanNja naik kesurga (pulang ke Bapa) dan Rohulkudus sudah turun djuga. Bahkan indjil karangan Lukas sendiri meninggalkan kesan bahwa pada hari Paskah sendiri Jesus sudah naik kesurga. Dan pasti tidak dikatakan baru sesudah empatpuluh hari (Luk 24:44-52)
    Maka itu muntjul masalah: apakah maksud Lukas (tradisi jang disampaikan Lukas) dengan menempatkan naiknja Jesus kesurga pada hari keempatpuluh dan turunnja Rohulkudus pada hari kelimapuluh sesudah Paskah, pada hari Pantekosta Jahudi? Maukah ia mentjeritakan suatu peristiwa jang njata atau ada maksud lain? Adakah turunnja Rohulkudus menurut berita Johanes sama dengan turunNja menurut berita Lukas? Para ahli belum sependapat dalam memetjahkan soal itu. Tetapi boleh djadi Lukas, (tradisi)(hanja) bermaksud mentjiptakan suatu imbangan terhadap tradisi Jahudi (dibeberapa kalangan) tentang disampaikannja Taurat Musa dan diikatnja perdjandjian digunung Sinai. Dalam kuliah sudah disebutkan beberapa tjerita tradisi Jahudi jang mirip dengan kisah Lukas. Dengan turunnja Rohulkudus dan atas doronganNja kepenuhan wahju Illahi (mulai) disampaikan kepada segenap bangsa dikolong langit. Bangsa-bangsa jang petjah-belah (lambangnja banjaknja bahasa) karena dosa (tjerita tentang menara Babel, Kej 11:1-9) dipersatukan kembali oleh Rohulkudus, Roh Jesus jang bangkit. Begitu kisah Lukas sekaligus mendjadi imbangan terhadap tjerita tentang menara Babel itu.
    Maka itu kepastian tidak ada tentang turunnja Rohulkudus untuk pertama kalinja atas para murid Jesus. Bahkan tidak ada kepastian mutlak bahwa itu terdjadi tidak lama setelah Jesus bangkit. Orang boleh mengemukakan hypotese bahwa djangka waktu agak lama, bahkan sampai satu tahun. Tetapi sampai sekarang semuanja sungguh hanja hypotese jang sukar dibuktikan.

Glossolalia

Kata "glosso-lalia" berasal dari dua kata Junani, jaitu: "glossa", artinja: lidah/bahasa, dan "lalein", artinja berkata/berbitjara. Menurut istilah kata itu menundjukkan salah satu karunia (charisma) Roh Kudus. Istilah itu sendiri tidak diketemukan dalam Alkitab, tetapi gedjala jang dimaksudkan berulang kali dibitjarakan (Kis 10:46; 11:15; 19:61Kor 12:10; 14:1, 5, 6, 18; 13:1;2Kor 12:4).
Gedjala "glossolalia" tidak selalu amat djelas tjirinja dalam Perdjandjian Baru. Tapi boleh dikata: berbitjara bahasa gaib" itu menundjukkan suatu gedjala ekstatis jang disebabkan oleh Roh Kudus. Dalam ekstase itu orang berbitjara dengan kata-kata, seruan dsb. jang tak keruan. Si ekstatikus sendiri tidak memahami maknanja (1Kor 14:14, 29) dan para pendengarpun tidak dapat menangkap artinja pula (1Kor 14:2, 6, 7-12, 16). Maka itu karunia itu perlu dibarengi dengan karunia lain, jakni kesanggupan untuk menangkap kata-kata ekstais itu serta menterdjemahkannja kedalam bahasa biasa jang dapat dipahami (1Kor 14:5, 13, 27-28; 12:10).
Didalam umat di Korintos didjaman Paulus gedjala itu kerap kali terdjadi sedang umat berhimpun. Maka itu Paulus merasa perlu untuk memberikan beberapa aturan dan mentertibkan penggunaan karunia itu (1Kor 14) Karunia ini tidak boleh diutamakan dan selalu harus membina umat jang hadir (1Kor 14:16, 26).
Glossolalia sebentar disebutkan dalam Mar 16:17. Kurang djelas apakah turunnja Roh Kudus pada hari Pentakosta dibarengi djuga dengan gedjala ekstatis itu (Kis 2:4, 11, 15). Tapi para ahli umumnja tjondong untuk mengartikan begitu.
Dewasa ini gedjala jang paling sedikit mirip dengan glossolalia itu kadang-kadang diketemukan dibeberapa kalangan umat Keristen jang biasanja tergabung dalam "gerakan Pentakosta". Apakah gedjala itu sungguh sedjati tidaknja masih diperdebatkan dan diselidiki.

Sabtu, 19 Maret 2011

Tuhan Yesus Di Baptis

Yesus Dibaptis Oleh Yohannes
Injil Matius 3:13-17
Hari Minggu ini merupakan hari terakhir masa Natal. Mulai besok kita tidak akan melihat lagi crib-crib yang biasa kita lihat sejak awal December yang lalu. Dekorasi-dekorasi Natal akan segera dibongkar dan kitapun memasuki masa biasa. Masa yang biasa-biasa saja.
Masa Natal selalu ditutup dengan kisah pembaptisan Yesus. Kisah ini termasuk kisah yang sangat sulit dimengerti dan untuk kebanyakan orang menjadi kisah yang “tak mengenakkan”. Kenapa demikian? Baptism yang dibawa oleh Johannes adalah baptism untuk pertobatan dan baptism untuk pengampunan dosa. Maka kalau Yesus, sebagaimana kita semua percaya, berdiri pada posisi tak butuh pertobatan dan tak butuh pengampunan dosa dari Allah, mengapa Yesus dibaptis oleh Johannes? Baptism yang dibawa oleh Johannes adalah baptism yang diperuntukkan untuk kaum pendosa yang sadar akan dosa-dosa mereka dan membutuhkan pengampunan atas dosa-dosa tersebut. Hal ini tentu tidak berlaku untuk Yesus. Yesus tak butuh pengampunan dosa dan tak butuh pertobatan.

Meski kisah ini termasuk kisah yang sulit dimengerti dan kadang tak mengenakkan, tetapi saya kira ada beberapa alasan mengapa Yesus mau dibaptis oleh Johannes.
Tiga puluh tahun sudah Ia menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan tugas perutusan yang Ia terima dari Bapa. Ia dengan sabar melaksanakan tugas yang sederhana membantu orang tuanya menjadi tukang kayu. Ketika Ia mengetahui bahwa waktu yang ditunggu sudah tiba dan manusia sudah pada puncak penantian akan diri-Nya, Ia bergegas merangkul kesempatan. Ia menyongsong peluang yang terbuka di depan mata. Ia mengetahui bahwa waktu untuk bertindak kini sudah tiba. Kemunculan Johannes untuk mewartakan pertobatan dan mengajak umat untuk menanti dan mempersiapkan jalan untuk sang Mesias adalah waktu yang tepat untuk memulai karya. Pada saat tersebut manusia sedang berkumpul mendengar utusan yang mempersiapkan jalan untuk sang Mesias.
Lalu apa hubungannya dengan pembaptisan yang Ia terima dari Johannes? Saat tersebut merupakan saat yang sungguh berbeda dalam sejarah Israel. Belum pernah sebelumnya terdengar bahwa orang Israelmenerima baptism. Benar bahwa mereka mengenal baptism tetapi baptism tidak diperuntukkan untuk orang Israel. Baptism biasanya diperuntukkan untuk orang asing yang ingin memeluk agama Yahudi. Lagi, orang Israel tidak merasa bahwa mereka adalah orang yang berdosa dan tidak berpikir bahwa mereka sebaiknya menerima baptism. Mereka yakin seyakin-yakinnya bahwa sebagai bangsa pilihan mereka tak membutuhkan baptisan. Namun pada saat kedatangan John, pemikiran mereka berubah. Mereka berduyun-duyun datang untuk dibaptis. Mereka sadar bahwa mereka adalah bangsa yang berdosa. Mereka sadar bahwa mereka jauh dari Allah dan karena itu mereka mencari Allah. Mereka merindukan Allah. Mereka membutuhkan Allah.
Kesempatan yang sedemikian merupakan kesempatan yang ditunggu-tunggu Yesus. Manusia sedang sadar akan dosa-dosa mereka dan sadar bahwa mereka membutuhkan Allah lebih dari biasa. Ini merupakan kesempatan untuk memulai karya. Dengan baptism yang Ia terima Dia mengidentifikasikan diri dengan mereka yang akan Ia selamatkan. Dia datang pada orang yang sedang mencari Allah dan Ia datang untuk membawa mereka kepada Allah. Ia dibaptis bukan karena Ia berdosa dan butuh pertobatan, melainkan karena Ia mau. Ia mau sungguh-sungguh berbaur dengan orang yang akan Ia selamatkan. Ia sungguh mau “immerse” dalam komunitas orang-orang yang mencari Allah.
Suara surgawi yang terdengar setelah pembaptisan merupakan “peneguhan” akan siapa Yesus dan sekaligus merupakan “perkenalan” akan diri-Nya. “This is my beloved Son” merupakan gaungan dari Mazmur 2:7. Setiap orang Jahudi yakin bahwa Mazmur adalah gambaran dari Mesias yang akan datang, sang raja yang akan memerintah dengan keadilan. Kemudian “With whom I am well pleased” adalah kutipan dari kitab nabi Yesaya 53. Yesaya 53 merupakan kisah “hamba Allah yang menderita”.
Saudara dan saudari, dengan kisah pembaptisan diterangkan dengan jelas siapa Yesus. He is the beloved Son of the Father. He is the messiah, the might King of God who was to come. He is the suffering Servant. He is the savior of us all. Maka sejak awal kisah pembaptisan telah diperkenalkan bahwa Yesus adalah Raja yang akan datang dan Raja yang akan datang tersebut akan memerintah dari salib (suffering servant). Pemerintahan Yesus adalah pemerintahan dari salib, karena cinta.
Saudara dan saudari, Yesus telah menunjuk jalan kepada kita. Ia bersedia dibaptis, meski Ia sendiri tak butuh baptism. Ia dengan rendah hati menerima baptism dari John, meski Ia tahu bahwa Ia memiliki derajat yang lebih tinggi dari John. Ia adalah raja yang mahakuasa, tetapi Ia juga tidak menolak salib dan bahkan Ia memerintah dari salib.
Saudara dan saudari pada kesempatan ini saya juga mau berbicara sedikit tentang baptisan.
Beberapa saat yang lalu, ketika untuk kesekian kalinya saya mendampingi parents and godparents untuk baptism preparation, entah kenapa saya tiba-tiba bertanya “Why do you want your child to be baptized?” Tahukah Anda apa jawaban dari orang tua anak tersebut. “Well, to be honest, we bring the child to be baptized because we want to send him to a catholic school”. Tanpa sadar saya langsung buat tanda salib.
Saudara dan saudari, dalam baptism there are four elements; water, the anointing with oil, the white garment and the flame of the candle. Water is the symbol of life. Baptism is new life in Christ. The oil is the symbol of strength, health and beauty, for it truly is beautiful to live in communion with Christ. Then, there is the white garment, as an expression of the culture of beauty, of the culture of life. And lastly, the flame of the candle is an expression of the truth that shines out in darkness of history and points out to us who we are, where we come from and where we must go.

Jumat, 18 Maret 2011

Bermimpilah Tentang Dia

Tentang Kami

Harapan kami

Kami berdoa agar Anda merasa bebas dan selamat datang untuk menemukan Yesus di sini. Ia tidak menyembunyikan dirinya dari orang-orang yang benar-benar ingin mengenalnya.
"Dan itu akan jadi penutup,
bahwa saya akan mencibir Roh-Ku ke atas semua manusia;
anak Anda dan perempuan akan bernubuat,
orang tua Anda akan mimpi mimpi,
dan laki-laki muda Anda akan melihat penglihatan.
Bahkan pada para pelayan laki-laki dan perempuan
pada hari-hari Aku akan mencurahkan Roh-Ku. "
Yoel 2:28-29 >>>


Semua dunia kita mendengar cerita tentang orang yang memiliki mimpi dan penglihatan tentang Yesus .
Mengapa Hal-hal ini Yesus telah dan terus mempengaruhi seluruh dunia, dan kami percaya bahwa ia ingin mengubah hidup Anda. Yesus mengajak orang untuk suatu hubungan pribadi dengan satu Allah yang benar, pembuat alam semesta , yang memungkinkan Anda untuk benar-benar dan bebas menyembah Tuhan. Dia ingin Anda mengalami sukacita dan kepuasan mengetahui Anda hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan bahwa Anda akan menghabiskan kekekalan bersama dengan Dia.
Janji kami Kami telah mengalami transformasi kehidupan pribadi yang berasal dari mengetahui Tuhan melalui hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Jika Anda memiliki bermimpi tentang Yesus, kami memahami bahwa Anda memiliki pertanyaan tentang siapa dia dan mengapa ia ingin berkomunikasi dengan Anda sedemikian rupa.
Keinginan kami adalah untuk menyediakan anonim, cara yang amanbagi Anda untuk mendiskusikan dan mengajukan pertanyaan dengan seseorang tentang pengalaman yang sangat pribadi.Yakinlah bahwa identitas Anda dan pendapat bersifat rahasia.

Tuhan memberkati Anda!

Mimpi tentang Yesus  Kristus  Sang Juru Selamat   

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

  BAB 1 PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN   A. Pengertian Pendidikan (secara umum): 1. Apakah arti pendidikan ? Lebih daripada sekedar s...