Translate

Selasa, 19 Oktober 2021

Coluiqium Biblicum

 

Silabus

Sekolah Tinggi Teologi Bethany

Mata Kuliah    : Coluiqium Biblicum

Bobot              : 3 sks

Program          : Doktoral

Dosen              : Dr.E.B, D.Th.

Waktu             : 13-17 Maret 2017

 

Deskripsi

Mata kuliah ini membahas secara komprehensif  mengenai: hahekat teologi biblika, proses dan hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya rumusan teologi (bagaimanakah seseorang melakukan integrasi antara teologi dengan biblika), skopa kajian: dasar-dasar biblika dan isu Gospel, dasar-dasar pendekatan Teologi Biblika dalam perspektif  rancang bangun integrasi sebuah teologi biblika,  metodologi biblika  dan merancang bangun teologi biblika.

 

Standar Kompetensi

Mahasiswa menguasai berbagai dimensi teori tentang hahaket, proses, metodologi dan merancang bangun teologi biblika dengan menggunakan metodologi yang benar.

 

KONTRAK PEMBELAJARAN TEORI PAK

 

Guru PAK sebagai ujung Tombak : PENGAJARAN, PENGINIJILAN dan PEMURIDAN.

RABU, 18 MEI 2021

 


KONTRAK PEMBELAJARAN TEORI PAK

 

KONTRAK PEMBELAJARAN 

MATA KULIAH                   : TEORI PAK 

DOSEN                                : Ps.EKO BASUKI, S.PAK, M.Pd.K

BOBOT SKS                        : (2 Sks) 

PROGRAM STUDI             : S1 THEOLOGIA PAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI POKOK ANGGUR TAHUN AKADEMIK 2015/ 2016

 

I. DESKRIPSI MATA KULIAH 

Perkuliahan Teori Pendidikan Agama Kristen (PAK) mempelajari dan membahas, Arti, definisi dan hakekat PAK, serta tujuan PAK itu sendiri, baik tujuanUmum, tujuan lembaga. Karena PAK sebagai salah satu tugas Gereja yang banyak, maka dalam hal ini akan dibahas secara konferhensif, yaitu dengan melihat sejarah perkembangan PAK dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. 

PAK tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia. Sejak dalam keluaga PAK sudah diperkenalkan oleh orang tua, baik secara langsung maupun tidak. Dengan demikian melalui PAK manusia mengakui dan percaya sebagai Ciptaan Allah, bahkan sebagai Citra Allah sendiri, yang harus mengembangkan segala aspek kehidupannya guna pekerjaan dan pelayanan lebih luas. 

Mahasiswa sebagai calon Hamba Tuhan dan Guru PAK, baik di Gereja maupun di sekolah harus mengetahui dan memahami tugas panggilan ini, sebagai suatu panggilan imaniah. Oleh sebab itu mahasiswa theologia harus melengkapi diri supaya dapat menjalankan tugas pangilan Gereja tersebut. 

Lebih lanjut, sebagai seorang Pemimpin rohani dan hamba Tuhan yang profesional, harus dapat merumuskan Kurikulum PAK baik di sekolah maupun di Gereja berdasarkan pemahaman Mahasiswa terhadap Alkitab sebagai Bahan/ sumber utama dari perumusan Kurikulum PAK. Memilih dan menggunakan metode-metode mengajar, media Pembelajaran serta dapat mengembangkan PAK secara aktif, kreatif dan inovatif, sebagaimana dilakukan TuhanYesus sebagai Guru Agung. 

PRAGMATISME PENDIDIKAN DALAM KONTEKS

 


PRAGMATISME PENDIDIKAN DALAM KONTEKS

Oleh H.GP.

Abstrak
Pragmatisme adalah sistem filsafat yang digunakan dalam pertumbuhan dan perkembangan pendidikan di Indonesia. Filsafat menggunakan beberapa metode yaitu contemplative, speculative, dan deduktive. Dalam proses pendidikan pragmatisme tercakup beberapa hal yaitu tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan, metode pendidikan, pendidik dan anak didik. Proses ini perlu disesuaikan dengan konteks budaya yang ada di setiap daerah dengan standar pendidikan yang sama. Hal ini dilakukan agar mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang berkualias tanpa beradaptasi dengan budaya yang berbeda-beda.
Kata Kunci: Pragmatisme, filsafat, pendidikan, konteks.



PENDAHULUAN

Pragmatisme merupakan  sistem filsafat yang dapat menjadi peluang bagi pertumbuhan dunia pendidikan di Indonesia. Pragmatisme yang belajar dan berkembang berdasar pengalaman sangatlah potensi bila diterapkan dalam konteks pendidikan di Indonesia. Hal tersebut mengingat bahwa perkembangan pendidikan di Indonesia yang selalu berubah-ubah dan tidak menentu, sehingga perlunya belajar dari pengalaman. Misalnya ketidakteraturan pendidikan di Indonesia adalah adanya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, diubah-ubah mengganti kurikulum tahun 1994. Kurikulum tersebut adalah kurikulum yang diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulanSedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan Iptek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya. Tetapi, sejak tahun ajaran 2006/2007, diberlakukan kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang merupakan penyempurnaan Kurikulum 2004.
Dengan berganti-gantinya kurikulum tersebut, membuat ketidakstabilan kualitas pendidikan di negeri ini. Mestinya negeri ini belajar dari pengalaman bahwa bagaimana dampak-dampak kurikulum yang tidak stabil yang tidak mengguntungkan perlu disempurnakan. Bersangkutan dengan hal tersebut, maka sistem pragmatisme menjadi pendekatan pendidikan konteks Indonesia sangat dibutuhkan. Pragmatisme adalah “experience” (pengalaman).[1] Pengalaman itu apa yang diperbuat manusia, dilakukan, dan dipikirkan. Dalam hal ini, maka John Dewey mengatakan bahwa pengalaman adalah “body of information and skills we apply intelligently to inquiry”.[2] Tetapi,  George R. Geiger  mengatakan kunci pragmatisme adalah teori pengetahuan dan nilai.[3]

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

  BAB 1 PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN   A. Pengertian Pendidikan (secara umum): 1. Apakah arti pendidikan ? Lebih daripada sekedar s...