BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
yang telah dilakukan tentang studi eksplanatori konfirmatori Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat GBIS
Yerusalem Baru Surabaya, maka peneliti mengambil kesimpulan yang diuraikan di
bawah ini.
Pertama, diduga kecenderungan tingkat Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya di antara Jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya ada pada kategori rendah menuju sedang. Setelah dilakukan pengujian hipoDisertasi ternyata hasilnya, “Kecenderungan tingkat Implementasi Pengembangan pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya ada pada kategori sedang, sehingga dengan demikian dugaan kecenderungan tingkat Implementasi Pengembangan pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya ada pada kategori rendah”, adalah TIDAK TERBUKTI. Sedangkan temua hasil uji hipoDisertasi pertama adalah sebagai berikut :
1.
Hasil uji HipoDisertasi 1 : (Uji Kecenderungan)
a)
Kecenderungan Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang
Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan
6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya, tentang
dimensi pertama, yakni, ‘mengajarkan tentang mengasihi Tuhan’ ditemukan nilai
median-mean nya adalah 37,00 – 37,63 dari interval 36 – 40, termasuk pada
kategori “sedang”.
b)
Kecenderungan Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang
Iman
Pembentukan Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9
di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya, tentang dimensi
kedua, yakni, ‘mengajarkan secara berulang-ulang’ ditemukan nilai median-mean
nya adalah 54,00 – 54,11 dari interval 51 – 57, termasuk pada kategori
“sedang”.
c)
Kecenderungan Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang
Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel
Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya, tentang dimensi ketiga, yakni,
‘mengajarkan melalui tanda pengenal’ ditemukan nilai median-mean nya adalah
21,89 – 22,00 dari interval 21 – 25, termasuk pada kategori “sedang”.
d)
Kecenderungan Implementasi Pengembangan pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak
Berdasarkan Kitab Ulangan
6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya, ditemukan
nilai median-mean nya adalah 113,63 – 115,00 dari interval 1091 – 138, termasuk
pada kategori “sedang”.
Dengan demikian hipoDisertasi 1 yang berbunyi
“Kecenderungan tingkat Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang
Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel
Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya ada pada kategori ‘rendah’, adalah TIDAK
TERBUKTI.
2.
Hasil Uji HipoDisertasi 2: (Uji dominan)
Diduga dimensi yang paling dominan memengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh
Yerusalem Baru Surabaya adalah mengajarkan secara berulangulang. Setelah
dilakukan pengujian hipoDisertasi ternyata hasilnya, "Dimensi yang paling
dominan adalah dimensi Mengajarkan Secara berulang-ulang, sehingga dengan
demikian dugaan dimensi yang paling dominan mempengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil
Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya adalah mengajarkan secara berulang-ulang."
adalah TERBUKTI.
a)
Uji HipoDisertasi
2 dalam penelitian ini terbukti.
Dari tiga dimensi variabel Implementasi Pengembangan pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak
Berdasarkan Kitab Ulangan
6:4-9, yaitu (Mengajarkan tentang mengasihi Tuhan, Mengajarkan secara
berulang-ulang dan Mengajarkan melalui tanda pengingat), ditemukan bahwa
dimensi `Mengajarkan secara berulang-ulang' yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel
terikat` Implementasi
Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada anak' oleh para orang tua Jemaat GBIS Yerusalem Baru, karena memiliki nilai beta tertinggi yaitu sebesar 0,519.
b)
Kalau dilihat
dari sembilan indikator yang dimiliki oleh ` Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang
Pembentukan Iman Kepada Anak',
maka indikator Membicarakan berulang-ulang saat diperjalanan dan Membicarakan
saat berbaring" yang dominan berpengaruh terhadap Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak', karena
kedua indikator tersebut mempunyai nilai beta
tertinggi yang sama sebesar 0,244.
c)
Kalau dilihat
dari keempat indikator dari dimensi "Mengajarkan secara berulang-ulang',
ditemukan bahwa indikator Membicarakan berulangulang saat diperjalanan dan
Membicarakan saat berbaring' juga yang dominan memengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak' karena kedua indikator
tersebut mempunyai nilai beta yang
sama sebesar 0,244,
Dengan
demikian, maka hipoDisertasi 2 yang berbunyi, "Dimensi yang paling dominan
mempengaruhi
Implementasi
Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada Anak' Berdasarkan Ulangan
6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya adalah
`Mengajarkan secara berulang-ulang'", sepenuhnya TERBUKTI.
3.
Hasil Uji HipoDisertasi 3: Kategori Latar Belakang
Diduga
kategori latar belakang yang paling dominan (dari suku, bentuk kekristenan,
gereja asal, jenis kelamin, pendidikan dan usia) memengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak' Berdasarkan Ulangan
6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya adalah
latar belakang pendidikan. Setelah dilakukan pengujian hipoDisertasi ternyata
hasilnya yang memengaruhi Implementasi
Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada Anak' Berdasarkan Ulangan
6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya adalah
latar belakang “bentuk kekristenan”, sehingga dengan demikian, hipoDisertasi
ketiga yang berbunyi kategori latar belakang yang paling dominan mempengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak
Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat
Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya, latar belakang pendidikan
adalah TIDAK TERBUKTI.
HipoDisertasi
ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa Pada tabel Coefficients (tabel
4.23) kolom Standardized Coefficients
di atas, ditemukan variabel LB2 Kategori latar belakang `bentuk kekristenan'
yang memiliki nilai Beta tertinggi yaitu sebesar -0,249 (minus 0,249), tanda
minus dalam kolom Beta artinya ditemukan dalam penelitian ini bahwa, semakin
banyak `bentuk kekristenan keturunan' para orang tua (jemaat), semakin rendah Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak' Berdasarkan
Kitab Ulangan
6: 4-9, dan sebaliknya semakin rendah `bentuk kekristenan keturunan' dari para
orang tua (jemaat) semakin tinggi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada Anak
Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat
Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya.
Dengan
kata lain, semakin banyak `bentuk kekristenan pertobatan' dan orang tua jemaat,
maka semakin baik ‘Implementasi
Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada Anak'
maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kategori latar belakang `bentuk
kekristenan' (dalam hal ini Kristen keturunan, yakni = LB2) adalah variabel
yang Implementasi
Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada Anak'
di jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya.
Dengan
demikian, maka hasil analisa linier regresi berganda (uji Beta), ternyata bahwa
variabel kategori 'War belakang bentuk kekristenan' (Kristen keturunan) yang uji
Beta-nya tertinggi sebesar -0,249 (minus 0,249), lah yang dominan berpengaruh
terhadap Implementasi
Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada Anak
Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat
Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya. AJADI HIPODISERTASI 3
TIDAK TERBUKTI.
Implikasi
Penelitian
tentang Implementasi
Pengembangan Pengajaran tentang Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak
Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di
Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya memberikan beberapa
implikasi sebagai berikut :
Pertama,
kecenderungan Implementasi
Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada Anak
Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat
Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya kategori sedang.
Kedua
ditemukan bahwa dimensi `Mengajarkan secara berulang-ulang' dan dua indikator
`Membicarakarmya berulang-ulang saat berbaring' dan `Membicarakannya saat
bangun' yang dominan berpengaruh terhadap Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang
Pembentukan Iman Kepada Anak
Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9.
Ketiga
ditemukan, bahwa kategori latar belakang "bentuk kekristenan"
(Kristen keturunan) yang dominan berpengaruh kepada Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak. Maksudnya
semakin banyak orang tua yang Kristen keturunan, semakin sedikit Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak
.
Adapun
implikasi yang diajukan dari hasil temuan penelitian ini adalah, Meningkatkan Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak
di GBIS Yerusalem Surabaya, dengan cara
memberi pemahaman yang benar kepada setiap orang tua, mengenai Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak
secara terprogram dan berkelanjutan
melalui rencana strategis di bawah ini.
Implikasinya
sekarang: Dari temuan di atas peneliti mengusulkan implikasi berupa Rencana
Strategis (Renstra) bagi GBIS Yerusalem Baru Surabaya untuk jangka pendek
(waktu dekat), jangka menengah, dan jangka panjang mengacu kepada visi misi
GBIS dengan garis besar, sebagai berikut:
Rencana
Strategis
Gereja
Bethel Injil Sepenuh Surabaya
Program :
Jangka pendek mengadakan seminar-seminar, simposium, retreat
dan ibadah keluarga dengan materi ‘Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan
iman kepada anak’. Jangka panjang membuat Buku Pedoman Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang
Pembentukan Iman Kepada Anak
untuk GBIS Yerusalem Baru Surabaya.
Prioritas : Meningkatkan Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak oleh orang tua di GBIS
Yerusalem Baru Surabaya melalui program seminar, simposium, ibadah keluarga dan
retreat dengan muatan materi ‘Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada Anak’
secara terencana dan berkesinambungan, karena dari hasil olahan data penelitian
ditemukan ‘tingkat Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang
Pembentukan Iman Kepada Anak’
di GBIS Yerusalem Baru masih dalam taraf ‘sedang’.
Indikator Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak
berdasarkan Ulangan 6:4-9, mencakup:
Mengajarkan
tentang mengasihi Tuhan
Mengasihi
Tuhan dengan segenap hati
Mengasihi
Tuhan dengan segenap jiwa
Mengasihi
Tuhan dengan segenap kekuatan
Mengajarkan
secara berulang-ulang
Membicarakan
berulang-ulang saat di rumah
Membicarakan
berulang-ulang saat dalam perjalanan
Membicarakan
berulang-ulang saat berbaring
Membicarakan
berulang-ulang saat bangun
Mengajarkan
melalui tanda pengingat
Membuat
tanda pengingat di badan
Membuat
tanda pengingat di rumah
Penemuan
yang tidak sesuai dengan hipoDisertasi adalah, peneliti telah menemukan bahwa
tingkat Implementasi Pengembangan
Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan
Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya ada
pada kategori sedang; hal ini disebabkan karena keterbatasan segi-segi
penelitian, keterbatasan dalam membuat angket penelitian, keterbatasan dalam
analisis pokok masalah sebelumnya.
Rekomendasi-rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya: Peneliti perlu memperhatikan kriteria/kualitas
keunggulan Implementasi
Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman
Kepada Anak
Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 yang
diperintahkan oleh Tuhan, sebab metode pengajaran iman yang ditetapkan Tuhan
itulah metode
pengajaran iman yang harus dilaksanakan setiap orang Kristen, sehingga estafet
iman itu berlanjut sepanjang masa. (2) GBIS Yerusalem Baru perlu menekankan
pembinaan terencana, agar setiap orang tua menyadari urgensinya dan mampu
mengajarkan secara berulang-ulang tentang mengasihi Tuhan (dengan segenap hati,
jiwa dan kekuatan, khususnya saat berbaring dan saat bangun.) Misalnya dengan
melaksanakan ibadah keluarga setiap hari satu jam dengan tema seperti daftar
tema yang ditentukan oleh gembala. (3) GBIS Yerusalem Baru perlu
mempertimbangkan strategi pelayanan khusus kepada para orang tua yang berasal
dari Kristen keturunan, agar mereka menangkap maksud urgensinya meningkatkan
implementasi pengembangan pengajaran tentang
pembentukan iman kepada anak secara berkelanjutan,
yaitu mengestafetkan iman Kristen ke generasi anak, dan ke generasi cucu
melalui tema-tema yang disusun dalam kegiatan setiap tahun, seperti berikut:
RENCANA
STRATEGIS
GEREJA
BETHEL INJIL SEPENUH
YERUSALEM BARU SURABAYA
Visi : Diperlengkapi
untuk memperlengkapi orang-orang kudus untuk mempermuliakan Allah
Misi : (1)
Menghasilkan anggota jemaat berkarakter Kristus
(2)
Menyiapkan anggota jemaat yang memberi dampak positif terhadap lingkungan.
Motto
: "Keluarga
kuat gereja kuat"
Program : Meningkatkan
Pendidikan Karakter anggota keluarga Berkualitas
I.
Persekutuan
Kaum Pria (PKP), Persekutuan Kaum Wanita (PKW), Kaum Pemuda Remaja (KPR), dan
Sekolah Minggu (SM), dengan cara:
1.
PKP dan PKW
mengadakan ibadah gabungan sebulan sekali pada minggu keempat dengan materi Implementasi Pengembangan Pengajaran
tentang Pembentukan Iman Kepada Anak
(IP2T-PIKA).
2. PKB dua bulan sekali atau sebulan sekali
diisi diskusi dengan materi pokok antara lain, pecan kaum bapak sebagai imam,
gembala, penginjil, guru, dan rasuli, sehingga jadwal tema-tema ibadah PKB
menjadi sebagai berikut:
TABEL
5.1.
JADWAL
IBADAH PKP TAHUN 2019
GBIS
YERUSALEM BARU SURABAYA
Bln |
Minggu
ke 1 |
Minggu
ke 2 |
Minggu
ke 3 |
Minggu
ke 4 |
Jan |
|
|
|
|
Feb |
|
Pria sebagai
Imam (1) |
|
IP2T-PIKA (2) |
Mar |
|
|
|
IP2T-PIKA (3) |
Apr |
|
Pria sebagai |
|
|
Mei |
|
|
|
IP2T-PIKA |
Jun |
|
Pria sebagai
penginjil |
|
IP2T-PIKA |
Jul |
|
|
|
Retreat |
Agu |
|
Pria sebagai
guru |
|
IP2T-PIKA |
Sep |
|
|
|
IP2T-PIKA |
Okt |
|
Pria sebagai
rasul |
|
IP2T-PIKA |
Nop |
|
|
|
Retreat |
Des |
|
|
|
|
Catatan:
1. Fleksibel, apakah ibadah gabungan PKB dan kaum ibu
pada minggu keempat atau minggu lainnya.
2. Nomor dalam kurung adalah kode pembicara, misalnya: (1) Pdt.
Rudianto Kusumo, (2)
Pdt Sali, (3) dst.
3. Jadwal setahun dibuat oleh PKB dibahas pada waktu pertemuan
3. PKW dua bulan sekali atau sebulan
sekali diisi diskusi dengan materi pokok antara lain, peran kaum ibu sebagai
istri imam, istri gembala, istri penginjil, istri guru, dan istri rasuli,
sehingga jadwal tema-tema ibadah PKW menjadi sebagai berikut:
TABEL
5.2.
JADWAL
IBADAH PKW TAHUN 2019
GBIS
YERUSALEM BARU SURABAYA
Bln |
Minggu
ke 1 |
Minggu
ke 2 |
Minggu
ke 3 |
Minggu
ke 4 |
Jan |
|
|
|
|
Feb |
|
Wanita
istri Imam (1) |
|
IP2T-PIKA (2) |
Mar |
|
|
|
IP2T-PIKA (3) |
Apr |
|
Wanita
istri gembala (4) |
|
Retreat
(5) |
Mei |
|
|
|
IP2T-PIKA () |
Jun |
|
Wanita
istri penginjil () |
|
IP2T-PIKA |
Jul |
|
|
|
Retreat |
Agu |
|
Wanita
istri guru () |
|
IP2T-PIKA |
Sep |
|
|
|
IP2T-PIKA |
Okt |
|
Wanita
istri rasul 0 |
|
IP2T-PIKA |
Nop |
|
|
|
Retreat |
Des |
|
|
|
|
Catatan:
1. Fleksibel, apakah ibadah gabungan PKW dan PKB diadakan pada
minggu keempat atau minggu lainnya.
2. Nomor dalam kurung adalah kode pembicara, misalnya: (1) Pdt.
Sembiring, (2) Pdt Widi, (3) dst.
3. Jadwal setahun dibuat oleh PKW dibahas waktu pertemuan
4.
KPR dua bulan
sekali atau sebulan sekali diisi diskusi dengan materi pokok antara lain, peran
KPR menjadi anak imam, menjadi anak gembala, menjadi anak penginjil, menjadi
anak guru, dan menjadi anak rasuli, sehingga jadwal tema-tema ibadah PKW
menjadi sebagai berikut:
TABEL 5:3.
JADWAL IBADAH KPR TAHUN 2019
GBIS
YERUSALEM BARU SURABAYA
Bln |
Minggu
ke 1 |
Minggu
ke 2 |
Minggu
ke 3 |
Minggu
ke 4 |
Jan |
|
|
|
|
Apr |
|
KPR
menjadi anak gembala (4) |
|
Retreat
(5) |
Mei |
|
|
|
() |
Jun |
|
KPR
menjadi anak penginjil () |
|
IP2T-PIKA |
Jul |
|
|
|
Retreat |
Agu |
|
KPR
menjadi anak guru () |
|
IP2T-PIKA |
Sep |
|
|
|
IP2T-PIKA |
Okt |
|
KPR
menjadi anak rasul 0 |
|
IP2T-PIKA |
Nop |
|
|
|
Retreat |
Des |
|
|
|
|
Catatan:
1. Fleksibel, apakah ibadah gabungan PKW dan PKB diadakan pada
minggu keempat atau minggu lainnya.
2. Nomor dalam kurung adalah kode pembicara, misalnya: (1) Pdt.
Rudianto Kusumo, (2)
Pdt Sali, (3) dst.
3. Jadwal setahun dibuat oleh PKW dibahas waktu pertemuan
5. Implementasi Pengembangan
Pengajaran tentang Pembentukan pembentukan Iman kepada
Anak oleh orang tua di rumah,
melalui ibadah keluarga (yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota
keluarga yang tinggal serumah), dengan cara: Setiap keluarga komitmen untuk
mengadakan ibadah keluarga setiap hari 30 — 60 menit, dengan liturgi:
Pujian dipandu
oleh........
Doa Pembukaan dipimpin oleh......
Baca Finnan dimulai oleh........lalu bergiliran
Shearing dimulai oleh........
Pujian dipandu
oleh........
Doa Penutup dipimpin oleh......
Pengumuman oleh.....................
Tema per minggu, seperti dalam tabel
mingguan.
(urutan
yang bertugas liturgi bisa dimulai dari orang tertua atau ayah, hari berikutnya
oleh ibu, lalu ke yang lebih muda, demikian selanjutnya)
TABEL 5:4.
JADWAL TEMA PER
MINGGU IBADAH KELUARGA
GBIS YERUSALEM
BARU SURABAYA
Bln |
Minggu
ke 1 |
Minggu
ke 2 |
Minggu
ke 3 |
Minggu
ke 4 |
Jan |
|
|
|
|
Mar |
Keluarga
Lot |
Keluarga
Abraham |
Keluarga
Yakub |
IP2T-PIKA (3) |
Apr |
Keluarga
Ishak |
Menjadi
keluarga gembala
(4) |
Keluarga
Yusuf PL |
Retreat
(5) |
Mei |
Keluarga
Musa |
Keluarga
Harun |
Keluarga.
Yosua |
IP2T-PIKA 0 |
Jun |
Keluarga
Saul |
Menjadi
keluarga Penginjil
() |
Keluarga
Daud |
IP2T-PIKA 0 |
Jul |
Keluarga
Salomo |
Keluarga
Elia, Elisa |
Keluarga
Raja Asa |
Retreat |
Agu |
Keluarga
Yeobeam |
Menjadi
keluarga guru () |
Keluarga
Yehuda |
IP2T-PIKA |
Sep |
Keluarga
Raja Ahas |
Keluarga
Ayub |
Ajaran
Matius |
IP2T-PIKA |
Okt |
Ajaran
Markus |
Menjadi
keluarga rasul 0 |
Ajaran
Lukas |
IP2T-PIKA |
Nop |
Ajaran
Yohanes |
Ajaran
Paulus |
Ajaran
Petrus |
Retreat |
Des |
Keluarga
Zakaria |
Keluarga
Yusuf PB |
Ajaran
Yakobus |
|
Catatan:
1. Fleksibel, jam mulai ibadah keluarga ditetapkan oleh
keluarga masing-masing.
2. Pembawa acara flap bagian ibadah ditetapkan di keluarga
masing-masing.
3. Jadwal tema setahun dibuat oleh gembala
6.
Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan
Iman Kepada
Anak di gereja, yang dilakukan oleh guru Sekolah Minggu, dengan cara:
a.
Guru Sekolah
mengelompokkan anak Sekolah Minggu ke dalam kelompok-kelompok umur.
b.
Guru Sekolah
Minggu membagi tugas penanggung jawab diantara guru Sekolah Minggu berdasarkan
kelompok umur anak yang sudah mereka sepakati.
c.
Tiap guru
penanggung jawab kelompok umur membuat silabus tema-tema bahasan selama
setahun. (bisa dibagi triwulanan atau kuartalan, atau smesteran) untuk diminta
pendapat kepada penanggung jawab Sekolah Minggu dan gembala.
d.
Tiap guru
penanggung jawab mengajukan anggaran yang dibutuhkan selama setahun kepada
penangungjawab Sekolah Minggu dan gembala.
TABEL 5:5.
JADWAL TEMA PER
MINGGU PENGAJARAN IMAN KEPADA ANAK
GBIS YERUSALEM
BARU SURABAYA
Bln |
Minggu ke 1 |
Minggu ke 2 |
Minggu ke 3 |
Minggu ke 4 |
Jan |
|
|
|
|
Feb |
|
Menjadi keluarga Imam (1) |
|
IP2T-PIKA (2) |
Mar |
|
|
|
IP2T-PIKA (3) |
Apr |
|
Menjadi keluarga gembala (4) |
|
Retreat (5) |
Mei |
|
|
|
IP2T-PIKA 0 |
Jun |
|
Menjadi keluarga penginjil 0 |
|
IP2T-PIKA O |
Jul |
|
|
|
Retreat |
Agu |
|
Menjadi keluarga guru 0 |
|
IP2T-PIKA |
Sep |
|
|
|
IP2T-PIKA |
Okt |
|
Menjadi keluarga rasul () |
|
IP2T-PIKA |
Nop |
|
|
|
Retreat |
Des |
|
|
|
|
Catatan:
1. Fleksibel, jam mulai ibadah Sekolah Minggu ditetapkan
oleh penanggung jawab Sekolah Minggu.
2. Jadwal petugas Sekolah Minggu ditetapkan oleh penanggung
jawab Sekolah Minggu.
3. Jadwal tema setahun dibuat oleh gembala.
II. Program Keluarga, dengan cara:
1.
Mengadakan
retreat bersama (PKB, PKW, KPR, dan Sekolah Minggu) sebanyak 2 - 3 kali setahun
dengan materi . IP2T-PIKA
2.
Setiap bulan
pada minggu-minggu tertentu ditetapkan tema yang sama di PKB, PKW, KPR, dan
Sekolah Minggu.
III. Keunggulan Gereja ini
Gereja ini berbasis
keluarga.
REKOMENDASI
1.
Sehubungan
hasil uji HipoDisertasi 1 (meningkatkan kecenderungan implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan
iman kepada anak berdasarkan kitab Ulangan 6:4-9).
a)
Pihak Hamba
Tuhan GBIS Yerusalem Baru Surabaya perlu mengawal kekonsistenan pelaksanaan
rencana strategis GBIS Yerusalem Baru Surabaya di tiap kategorial (PKB, PKW,
KPR, dengan cara mengevaluasi pada rapat bulanan yang dihadiri oleh para
pengurus keempat kategorial tersebut.
b)
Hamba Tuhan
GBIS menyiapkan tema-tema pokok bahasan setiap minggu sepanjang bulan dan tam
berkesinambungan untuk menanamkan implementasi metodi estafet iman Kristen
ke generasi berikutnya, yang di break down melalui pelayanan kategorial PKB,
PKW, KPR dan SM.
c)
Gembala GBIS
menyediakan fasilitas yang dibutuhkan para guru Sekolah Minggu, agar selain
estafet iman yang dikerjakan oleh setiap orang tua 6 hari seminggu dengan
caranya masing-masing, dikerjakan pula oleh para guru SM professional.
d)
Gembala GBIS
perlu mendorong agar guru-guru SM untuk menempuh pendidikan Sarjana Pendidikan
Agama Kristen (S.Pak), S.Th, atau Akta Mengajar (misalnya di Unitomo selama 4
bulan).
Pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dijawab peneliti lain adalah bagaimana setiap orang tua dengan cara
mudah, terjangkau, bergengsi dan memuaskan dalam melaksanakan pengembangan pengajaran tentang pembentukan
iman kepada anak yang
unggul itu dalam rumah tangganya, agar setiap anak dalam rumah tangga Kristen,
mampu dan bertanggung jawab
dan ambil bagian dalam lembaga pendidikan berestafet ini.
Kedua,
para orang tua GBIS Yerusalem Baru Surabaya harus lebih maksimal
"Mengajarkan secara berulang-ulang, saat di rumah, saat dalam perjalanan,
saat berbaring, dan saat bangun. Penelitian ini membuktikan bahwa Mengajarkan
secara berulang-ulang menjadi dimensi yang dominan dalam mengimplementasikan pengembangan
pengajaran tentang
pembentukan iman kepada anak, hanya masih berada
pada kategori sedang, secara signifikan pada a < 0,05. Artinya para orang
tua Jemaat GBIS sudah menjadi orang tua yang mengajarkan secara berulang-ulang
kepada anak mereka, tempi belum maksimal. Untuk itu, para orang tua harus meningkatkan diri lebih maksimal. Misalnya
dengan melaksanakan ibadah keluarga setiap hari satu jam dengan tema yang sudah
ditentukan oleh gembala, dan perlu dibuat program sebagai jalan keluarnya.
Implikasinya
sekarang Jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya perlu memikirkan program `Implementasi pengembangan pengajaran
tentang pembentukan iman kepada anak' dengan sangat menekankan pada
aspek `membicarakan berulang-ulang saat berbaring dan saat bangun' karena kedua
indikator tersebut yang dominan mempengaruhi Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan
iman kepada anak di
Jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya. Di lain pihak dalam Disertasi ini
ditemukan bahwa penekanan materi `mengajarkan tentang mengasihi Tuhan dengan
segenap hati' adalah indikator dominan kedua setelah indikator Membicarakan berulang-ulang saat
diperjalanan dan Membicarakan saat berbaring'
Walaupun
penemuan dalam Disertasi ini sesuai hipoDisertasi kedua, masih ada keterbatasan
dalam beberapa segi penelitian, seperti angket yang kurang komunikatif
barangkali, atau analisis data Disertasi ini kurang memadai dan sebagainya.
Rekomendasi-rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya antara lain variabel-variabel independen implementasi
pengembangan pengajaran
tentang
pembentukan iman kepada anak terutama tentang
mengajarkan secara berulang-ulang lebih ditekankan untuk mengantisipasi
tantangan yang akan dihadapi anak pada zamannya.
Pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dijawab peneliti lain adalah, bagaimana caranya agar setiap orang
tua dan hamba Tuhan berfokus pada Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada
anak, remaja dan pemuda? (a) Sehubungan
hasil uji hipoDisertasi 2 (uji dimensi dominan): Karena ketiga dimensi yaitu:
Mengajarkan tentang mengasihi Tuhan, Mengajarkan secara berulang-ulang, dan
Mengajarkan melalui tanda pengingat, merupakan kesatuan utuh Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak berdasarkan Ulangan 6:4-9 yang
tidak bisa dipisahkan satu dari yang lain, maka implementasi dari ketiga
dimensi tersebut merupakan satu paket Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan
iman kepada anak, yang harus
dilaksanakan oleh para orang tua GBIS Yerusalem Baru Surabaya, karena sudah
terbukti keunggulannya ketika diterapkan secara konsisten oleh orang
Yahudi..(b) Perhatian penekanan khusus pada implementasi dimensi kedua,
`Mengajarkan secara berulang-ulang' dan pada indikator ketiga dan keempat yaitu
`Membicarakannya berulang-ulang saat berbaring' dan membicarakannya saat bangun' sangat
penting, karena dari hasil penelitian, dimensi ke dua dan indikator ketiga dan
keempat tersebut paling dominan mempengaruhi Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan
iman kepada anak berdasarkan
Ulangan 6:4-9 di GBIS Yerusalem Baru Surabaya .
Ketiga,
Sehubungan hasil
uji hipoDisertasi 3 (kategori latar belakang yang dominan): Karena kategori
latar belakang yang dominan mempengaruhi Implementasi
pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak Tidak Terbukti karena latar
belakang yang dominan adalah latar
belakang bentuk kekristenan (Kristen keturunan) bukan tingkat
pendidikan---, karena hasil uji Beta bentuk kekristenan tertinggi
minus 0,249 (sebesar -0,249)
Implikasinya,
dengan meningkatkan Implementasi
pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak di GBIS Yerusalem Baru Surabaya,
sangat prioritas mengubah kekristenan para orang tua jemaat dari bentuk
kekristenan keturunan ke bentuk Kristen pertobatan.
Temuan
ini dikatakan sangat penting, karena hasil uji beta bentuk kekristenan yang negatif (-0,249) yang artinya, Implementasi pengembangan pengajaran
tentang pembentukan iman kepada anak oleh
para orang tua, berbanding terbalik dengan bentuk kekristenan (keturunannya),
atau dengan kata lain semakin tinggi jumlah Kristen keturunan dari orang tua,
maka semakin rendah Implementasi
pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak mereka, dan sebaliknya semakin
rendah jumlah orang tua yang bentuk kekristenanya keturunan, maka semakin
tinggi tingkat Implementasi
pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak mereka. Ini berarti sangat urgen
sekali perhatian khusus dari gembala kepada para orang tua yang Kristen
keturunan tersebut, karena kelompok ini paling banyak memeliki anak di GBIS
Yerusalem Baru Surabaya. Perhatian khusus bisa berupa membuka kelas khusus
mengenai Implementasi
pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak yang dikhususkan kepada mereka
misalnya seminggu sekali. Sebagai gambaran, sebanyak 35 orang responden (orang
tua jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya) terdiri dari 30 orang (85,71%) responden
adalah Kristen keturunan dan 14,39% adalah Kristen pertobatan. Sebanyak 27
orang responden (77,14%) berumur di bawah 45 tahun dan 8 orang (22,86%) di atas
45 orang. Sebanyak 31 orang responden berasal dart gereja Protestan, 3 orang
dari gereja pentakosta dan 1 orang dari gereja Katolik. Sebanyak 29 orang suku
Jawa, 1 orang Batak, 3 orang Timor dan lainnya 2 orang. Responden laki-laki 20
orang dan perempuan 15 orang. Responden berpendidikan SD dan SMP sebanyak 9
Orang, SLTA 17 orang dan Sarjana 9 orang.
Rekomendasi-rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya perlu diperluas kategori latar belakang yang
dibahas, misalnya dipilih antara lain: Latar belakang suku, agama, klasifikasi
umur, tingkat pendidikan, status keluarga, tingkat ekonomi responden disesuaikan
dengan keadaan lokasi penelitan.
Pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dijawab peneliti lain, bagaimana silabus susunan materi Implementasi pengembangan pengajaran
tentang pembentukan iman kepada anak yang
mampu mengestafetkan iman kepada generasi berikutnya per kelompok umur?
Bagaimana mengimplementasikan silabus tersebut per kelomok umur?
Tabel
5.6.
Rancangan
Program Peningkatan Implementasi
Pengembangan Pengajaran Tentang Pembentukan Iman Kepada Anak.
Hasil Temuan |
Implikasi |
Program |
Kecenderungan tingkat Implementasi Pengembangan Pengajaran
Tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan
Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya
ada pada kategori sedang. |
Dengan memberi pemahaman yang benar kepada setiap orang tua, mengenai Implementasi pengembangan pengajaran tentang
pembentukan iman kepada anak secara
terprogram dan
berkelanjutan |
Mengadakan
Ibadah PKP, PKW,
KPR, SM dengan
melibatkan ke 4 kategorial
bersama dengan
gembala |
Dimensi yang paling dominan mempengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran
Tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan
Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya
adalah dimensi mengajarkan secara berulang-ulang |
Perlu memikirkan program `pelaksanaan Implementasi Pengembangan pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada
anak’ dengan sangat
menekankan
pada aspek `membicarakan berulang-ulang
saat berbaring
dan saat bangun karena kedua indicator
tersebut yang dominan
mempengaruhi Implementasi pengembangan pengajaran tentang
pembentukan iman kepada anak Berdasarkan
Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya |
Untuk penelitian Selanjutnya
antara lain variabel-variabel
independen implementasi
pengembangan pengajaran
tentang
pembentukan iman kepada anak terutama
tentang mengajarkan
secara berulang-ulang
lebih ditekankan
untuk mengantisipasi
tantangan yang
akan dihadapi anak pada
zamannya. |
Kategori latar belakang yang paling
dominan (dari suku, bentuk kekristenan, gereja asal, jenis kelamin,
pendidikan dan usia) yang mempengaruhi Implementasi pengembangan pengajaran tentang
pembentukan iman kepada anak Berdasarkan
Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya |
Meningkatkan Implementasi pengembangan pengajaran tentang
pembentukan iman kepada anak Berdasarkan
Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya
sangat prioritas mengubah kekristenan para orang tua jemaat dari bentuk
kekristenan ke bentuk Kristen pertobatan |
Penelitian
selanjutnya perlu diperluas kategori latar belakang yang dibahas, misalnya
dipilih antara lain : latar belakang suku, agama, klasifikasi umur, tingkat
pendidikan, status keluarga, tingkat ekonomi responden disesuaikan dengan
keadaan lokasi penelitian. |
Saran
Berdasarkan
temuan-temuan pada bab IV, maka peneliti memberikan saran berupa
saran teoritis dan saran praktis.
Saran
teoritis
Adapun
saran-saran teoritis yaitu:
1. Secara teoritis, penelitian ini
diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran khususnya pada mata kuliah Metode Pengembangan Pembelajaran
dan Pendidikan Anak dan Pendidikan Agama Kristen pada umumnya.
2. Pembahasan dan hasil penelitian ini
diharapkan memberi sumbangan khusus tentang prinsip-prinsip penting yang
diperlukan dalam hal proses penanaman iman oleh setiap orang tua Kristen
kepada anak-anak mereka secara alkitabiah turun temurun sampai
selama-lamanya.
Saran
Praktis
Secara
praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi anggota jemaat GBIS
Yerusalem Baru Surabaya khususnya dan para orang tua Kristen umumnya tentang
prinsip-prinsip penting yang diperlukan dalam hal proses penanaman iman Kristen
oleh setiap orang tua
Kristen kepada anak-anaknya.
1. Disarankan bagi anggota jemaat GBIS
Yerusalem Baru Surabaya, sebagai masukan dalam meningkatkan kedewasaan rohani
setiap orang tua
Kristen, terutama di dalam pemahaman yang benar dan dalam mengestafetkan Iman Kristen yang
membutuhkan kesadaran tinggi serta keseriusan dengan segenap Hati, Jiwa, dan Kekuatan.
2. Disarankan bagi para pendidik Kristen,
sebagai masukan dan refleksi agar melaksanakan proses pendidikan menggunakan metode pembelajaran
yang alkitabiah namun efektif dan efesien dalam mewujudkan pendidikan iman
Kristen kepada anak-anak seperti yang diajarkan oleh firman Tuhan. Di samping
itu para pendidik kiranya dapat berusaha keras untuk merelevansikan materi
pengajaran iman sesuai Alkitab dengan implementasi pengembangan pengajaran yang
tepat, sehingga akan memeroleh hasil lebih nyata.
3. Disarankan bagi
Gereja Bethel Injil Sepenuh mengadakan acara seminar, simposium, dan Pendalaman
Alkitab dengan materi “Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan
Iman Kepada Anak” dengan demikian seluruh jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya
meningkatkan kedewasaan rohani dalam mendidik anak yang berkategori rendah
menuju sedang bisa ditingkatkan menjadi maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar