Translate

Rabu, 09 September 2020

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

 

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

                                                                                                

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan tentang studi eksplanatori konfirmatori Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya, maka peneliti mengambil kesimpulan yang diuraikan di bawah ini.

Pertama, diduga kecenderungan tingkat Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya di antara Jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya ada pada kategori rendah menuju sedang. Setelah dilakukan pengujian hipoDisertasi ternyata hasilnya, “Kecenderungan tingkat Implementasi Pengembangan pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya ada pada kategori sedang, sehingga dengan demikian dugaan kecenderungan tingkat Implementasi Pengembangan pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya ada pada kategori rendah”, adalah TIDAK TERBUKTI. Sedangkan temua hasil uji hipoDisertasi pertama adalah sebagai berikut :

1.        Hasil uji HipoDisertasi 1 : (Uji Kecenderungan)

a)         Kecenderungan Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya, tentang dimensi pertama, yakni, ‘mengajarkan tentang mengasihi Tuhan’ ditemukan nilai median-mean nya adalah 37,00 – 37,63 dari interval 36 – 40, termasuk pada kategori “sedang”.

b)        Kecenderungan Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Iman Pembentukan Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya, tentang dimensi kedua, yakni, ‘mengajarkan secara berulang-ulang’ ditemukan nilai median-mean nya adalah 54,00 – 54,11 dari interval 51 – 57, termasuk pada kategori “sedang”.

c)         Kecenderungan Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya, tentang dimensi ketiga, yakni, ‘mengajarkan melalui tanda pengenal’ ditemukan nilai median-mean nya adalah 21,89 – 22,00 dari interval 21 – 25, termasuk pada kategori “sedang”.

d)        Kecenderungan Implementasi Pengembangan pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya, ditemukan nilai median-mean nya adalah 113,63 – 115,00 dari interval 1091 – 138, termasuk pada kategori “sedang”.

Dengan demikian hipoDisertasi 1 yang berbunyi “Kecenderungan tingkat Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya ada pada kategori ‘rendah’, adalah TIDAK TERBUKTI.

2.        Hasil Uji HipoDisertasi 2: (Uji dominan)

Diduga dimensi yang paling dominan memengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya adalah mengajarkan secara berulang­ulang. Setelah dilakukan pengujian hipoDisertasi ternyata hasilnya, "Dimensi yang paling dominan adalah dimensi Mengajarkan Secara berulang-ulang, sehingga dengan demikian dugaan dimensi yang paling dominan mempengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya adalah mengajarkan secara berulang-ulang." adalah TERBUKTI.

a)         Uji HipoDisertasi 2 dalam penelitian ini terbukti.

Dari tiga dimensi variabel Implementasi Pengembangan pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9, yaitu (Mengajarkan tentang mengasihi Tuhan, Mengajarkan secara berulang-ulang dan Mengajarkan melalui tanda pengingat), ditemukan bahwa dimensi `Mengajarkan secara berulang­-ulang' yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat` Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada anak' oleh para orang tua Jemaat GBIS Yerusalem Baru, karena memiliki nilai beta tertinggi yaitu sebesar 0,519.

b)        Kalau dilihat dari sembilan indikator yang dimiliki oleh ` Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak', maka indikator Membicarakan berulang-ulang saat diperjalanan dan Membicarakan saat berbaring" yang dominan berpengaruh terhadap Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak', karena kedua indikator tersebut mempunyai nilai beta tertinggi yang sama sebesar 0,244.

c)         Kalau dilihat dari keempat indikator dari dimensi "Mengajarkan secara berulang-ulang', ditemukan bahwa indikator Membicarakan berulang­ulang saat diperjalanan dan Membicarakan saat berbaring' juga yang dominan memengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak' karena kedua indikator tersebut mempunyai nilai beta yang sama sebesar 0,244,

Dengan demikian, maka hipoDisertasi 2 yang berbunyi, "Dimensi yang paling dominan mempengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak' Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya adalah `Mengajarkan secara berulang-ulang'", sepenuhnya TERBUKTI.

3.        Hasil Uji HipoDisertasi 3: Kategori Latar Belakang

Diduga kategori latar belakang yang paling dominan (dari suku, bentuk kekristenan, gereja asal, jenis kelamin, pendidikan dan usia) memengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak' Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya adalah latar belakang pendidikan. Setelah dilakukan pengujian hipoDisertasi ternyata hasilnya yang memengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak' Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya adalah latar belakang “bentuk kekristenan”, sehingga dengan demikian, hipoDisertasi ketiga yang berbunyi kategori latar belakang yang paling dominan mempengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya, latar belakang pendidikan adalah TIDAK TERBUKTI.

HipoDisertasi ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa Pada tabel Coefficients (tabel 4.23) kolom Standardized Coefficients di atas, ditemukan variabel LB2 Kategori latar belakang `bentuk kekristenan' yang memiliki nilai Beta tertinggi yaitu sebesar -0,249 (minus 0,249), tanda minus dalam kolom Beta artinya ditemukan dalam penelitian ini bahwa, semakin banyak `bentuk kekristenan keturunan' para orang tua (jemaat), semakin rendah Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak' Berdasarkan Kitab Ulangan 6: 4-9, dan sebaliknya semakin rendah `bentuk kekristenan keturunan' dari para orang tua (jemaat) semakin tinggi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya.

Dengan kata lain, semakin banyak `bentuk kekristenan pertobatan' dan orang tua jemaat, maka semakin baik ‘Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak' maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kategori latar belakang `bentuk kekristenan' (dalam hal ini Kristen keturunan, yakni = LB2) adalah variabel yang Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak' di jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya.

Dengan demikian, maka hasil analisa linier regresi berganda (uji Beta), ternyata bahwa variabel kategori 'War belakang bentuk kekristenan' (Kristen keturunan) yang uji Beta-nya tertinggi sebesar -0,249 (minus 0,249), lah yang dominan berpengaruh terhadap Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya. AJADI HIPODISERTASI 3 TIDAK TERBUKTI.

 

Implikasi

Penelitian tentang Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya memberikan beberapa implikasi sebagai berikut :

Pertama, kecenderungan Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya kategori sedang.

Kedua ditemukan bahwa dimensi `Mengajarkan secara berulang-ulang' dan dua indikator `Membicarakarmya berulang-ulang saat berbaring' dan `Membicarakannya saat bangun' yang dominan berpengaruh terhadap Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9.

Ketiga ditemukan, bahwa kategori latar belakang "bentuk kekristenan" (Kristen keturunan) yang dominan berpengaruh kepada Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak. Maksudnya semakin banyak orang tua yang Kristen keturunan, semakin sedikit Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  .

Adapun implikasi yang diajukan dari hasil temuan penelitian ini adalah, Meningkatkan Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  di GBIS Yerusalem Surabaya, dengan cara memberi pemahaman yang benar kepada setiap orang tua, mengenai Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  secara terprogram dan berkelanjutan melalui rencana strategis di bawah ini.

Implikasinya sekarang: Dari temuan di atas peneliti mengusulkan implikasi berupa Rencana Strategis (Renstra) bagi GBIS Yerusalem Baru Surabaya untuk jangka pendek (waktu dekat), jangka menengah, dan jangka panjang mengacu kepada visi misi GBIS dengan garis besar, sebagai berikut:

 

Rencana Strategis

Gereja Bethel Injil Sepenuh Surabaya

 

Program      :    Jangka pendek mengadakan seminar-seminar, simposium, retreat dan ibadah keluarga dengan materi ‘Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak’. Jangka panjang membuat Buku Pedoman Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  untuk GBIS Yerusalem Baru Surabaya.

Prioritas      :    Meningkatkan Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak oleh orang tua di GBIS Yerusalem Baru Surabaya melalui program seminar, simposium, ibadah keluarga dan retreat dengan muatan materi ‘Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak’ secara terencana dan berkesinambungan, karena dari hasil olahan data penelitian ditemukan ‘tingkat Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak’ di GBIS Yerusalem Baru masih dalam taraf ‘sedang’.

Indikator Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  berdasarkan Ulangan 6:4-9, mencakup:

Mengajarkan tentang mengasihi Tuhan

Mengasihi Tuhan dengan segenap hati

Mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa

Mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan

Mengajarkan secara berulang-ulang

Membicarakan berulang-ulang saat di rumah

Membicarakan berulang-ulang saat dalam perjalanan

Membicarakan berulang-ulang saat berbaring

Membicarakan berulang-ulang saat bangun

Mengajarkan melalui tanda pengingat

Membuat tanda pengingat di badan

Membuat tanda pengingat di rumah

Penemuan yang tidak sesuai dengan hipoDisertasi adalah, peneliti telah menemukan bahwa tingkat Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang  Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya ada pada kategori sedang; hal ini disebabkan karena keterbatasan segi-segi penelitian, keterbatasan dalam membuat angket penelitian, keterbatasan dalam analisis pokok masalah sebelumnya.

Rekomendasi-rekomendasi untuk penelitian selanjutnya: Peneliti perlu memperhatikan kriteria/kualitas keunggulan Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  Berdasarkan Kitab Ulangan 6:4-9 yang diperintahkan oleh Tuhan, sebab metode pengajaran iman yang ditetapkan Tuhan itulah metode pengajaran iman yang harus dilaksanakan setiap orang Kristen, sehingga estafet iman itu berlanjut sepanjang masa. (2) GBIS Yerusalem Baru perlu menekankan pembinaan terencana, agar setiap orang tua menyadari urgensinya dan mampu mengajarkan secara berulang-ulang tentang mengasihi Tuhan (dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan, khususnya saat berbaring dan saat bangun.) Misalnya dengan melaksanakan ibadah keluarga setiap hari satu jam dengan tema seperti daftar tema yang ditentukan oleh gembala. (3) GBIS Yerusalem Baru perlu mempertimbangkan strategi pelayanan khusus kepada para orang tua yang berasal dari Kristen keturunan, agar mereka menangkap maksud urgensinya meningkatkan implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak secara berkelanjutan, yaitu mengestafetkan iman Kristen ke generasi anak, dan ke generasi cucu melalui tema-tema yang disusun dalam kegiatan setiap tahun, seperti berikut:

 

 

 

 

RENCANA STRATEGIS

GEREJA BETHEL INJIL SEPENUH

YERUSALEM BARU SURABAYA

 

Visi             :    Diperlengkapi untuk memperlengkapi orang-orang kudus untuk mempermuliakan Allah

Misi            :    (1) Menghasilkan anggota jemaat berkarakter Kristus

(2) Menyiapkan anggota jemaat yang memberi dampak positif terhadap lingkungan.

Motto         :    "Keluarga kuat gereja kuat"

Program    :    Meningkatkan Pendidikan Karakter anggota keluarga Berkualitas

I.         Persekutuan Kaum Pria (PKP), Persekutuan Kaum Wanita (PKW), Kaum Pemuda Remaja (KPR), dan Sekolah Minggu (SM), dengan cara:

1.      PKP dan PKW mengadakan ibadah gabungan sebulan sekali pada minggu keempat dengan materi Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak  (IP2T-PIKA).

2.      PKB dua bulan sekali atau sebulan sekali diisi diskusi dengan materi pokok antara lain, pecan kaum bapak sebagai imam, gembala, penginjil, guru, dan rasuli, sehingga jadwal tema-tema ibadah PKB menjadi sebagai berikut:

TABEL 5.1.

JADWAL IBADAH PKP TAHUN 2019

GBIS YERUSALEM BARU SURABAYA

 

Bln

Minggu ke 1

Minggu ke 2

Minggu ke 3

Minggu ke 4

Jan

 

 

 

 

Feb

 

Pria sebagai Imam (1)

 

IP2T-PIKA (2)

Mar

 

 

 

IP2T-PIKA (3)
Retreat (5)

Apr

 

Pria sebagai
gembala (4)

 

Mei

 

 

 

IP2T-PIKA

Jun

 

Pria sebagai penginjil

 

IP2T-PIKA

Jul

 

 

 

Retreat

Agu

 

Pria sebagai guru

 

IP2T-PIKA

Sep

 

 

 

IP2T-PIKA

Okt

 

Pria sebagai rasul

 

IP2T-PIKA

Nop

 

 

 

Retreat

Des

 

 

 

 

 

 

Catatan:

1.    Fleksibel, apakah ibadah gabungan PKB dan kaum ibu
pada minggu keempat atau minggu lainnya.

2.    Nomor dalam kurung adalah kode pembicara, misalnya: (1) Pdt. Rudianto Kusumo, (2) Pdt Sali, (3) dst.

3.    Jadwal setahun dibuat oleh PKB dibahas pada waktu pertemuan

 

 

3.      PKW dua bulan sekali atau sebulan sekali diisi diskusi dengan materi pokok antara lain, peran kaum ibu sebagai istri imam, istri gembala, istri penginjil, istri guru, dan istri rasuli, sehingga jadwal tema-tema ibadah PKW menjadi sebagai berikut:

 

TABEL 5.2.

JADWAL IBADAH PKW TAHUN 2019

GBIS YERUSALEM BARU SURABAYA

 

Bln

Minggu ke 1

Minggu ke 2

Minggu ke 3

Minggu ke 4

Jan

 

 

 

 

Feb

 

Wanita istri Imam (1)

 

IP2T-PIKA (2)

Mar

 

 

 

IP2T-PIKA (3)

Apr

 

Wanita istri gembala (4)

 

Retreat (5)

Mei

 

 

 

IP2T-PIKA ()

Jun

 

Wanita istri penginjil ()

 

IP2T-PIKA

Jul

 

 

 

Retreat

Agu

 

Wanita istri guru ()

 

IP2T-PIKA

Sep

 

 

 

IP2T-PIKA

Okt

 

Wanita istri rasul 0

 

IP2T-PIKA

Nop

 

 

 

Retreat

Des

 

 

 

 

 

Catatan:

1.    Fleksibel, apakah ibadah gabungan PKW dan PKB diadakan pada minggu keempat atau minggu lainnya.

2.    Nomor dalam kurung adalah kode pembicara, misalnya: (1) Pdt. Sembiring, (2) Pdt Widi, (3) dst.

3.    Jadwal setahun dibuat oleh PKW dibahas waktu pertemuan

 

 

4.      KPR dua bulan sekali atau sebulan sekali diisi diskusi dengan materi pokok antara lain, peran KPR menjadi anak imam, menjadi anak gembala, menjadi anak penginjil, menjadi anak guru, dan menjadi anak rasuli, sehingga jadwal tema-tema ibadah PKW menjadi sebagai berikut:

 

TABEL 5:3. JADWAL IBADAH KPR TAHUN 2019
GBIS YERUSALEM BARU SURABAYA

 

Bln

Minggu ke 1

Minggu ke 2

Minggu ke 3

Minggu ke 4

Jan

 

 

 

 

Apr

 

KPR menjadi anak gembala (4)

 

Retreat (5)

Mei

 

 

 

 ()

Jun

 

KPR menjadi anak penginjil ()

 

IP2T-PIKA

Jul

 

 

 

Retreat

Agu

 

KPR menjadi anak guru ()

 

IP2T-PIKA

Sep

 

 

 

IP2T-PIKA

Okt

 

KPR menjadi anak rasul 0

 

IP2T-PIKA

Nop

 

 

 

Retreat

Des

 

 

 

 

 

Catatan:

1.    Fleksibel, apakah ibadah gabungan PKW dan PKB diadakan pada minggu keempat atau minggu lainnya.

2.    Nomor dalam kurung adalah kode pembicara, misalnya: (1) Pdt. Rudianto Kusumo, (2) Pdt Sali, (3) dst.

3.    Jadwal setahun dibuat oleh PKW dibahas waktu pertemuan

 

5.      Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan pembentukan Iman kepada Anak oleh orang tua di rumah, melalui ibadah keluarga (yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang tinggal serumah), dengan cara: Setiap keluarga komitmen untuk mengadakan ibadah keluarga setiap hari 30 — 60 menit, dengan liturgi:

Pujian                       dipandu oleh........

Doa Pembukaan       dipimpin oleh......

Baca Finnan             dimulai oleh........lalu bergiliran

Shearing                   dimulai oleh........

Pujian                       dipandu oleh........

Doa Penutup            dipimpin oleh......

Pengumuman            oleh.....................

Tema per minggu, seperti dalam tabel mingguan.

(urutan yang bertugas liturgi bisa dimulai dari orang tertua atau ayah, hari berikutnya oleh ibu, lalu ke yang lebih muda, demikian selanjutnya)

 

TABEL 5:4.

JADWAL TEMA PER MINGGU IBADAH KELUARGA

GBIS YERUSALEM BARU SURABAYA

 

Bln

Minggu ke 1

Minggu ke 2

Minggu ke 3

Minggu ke 4

Jan

 

 

 

 

Mar

Keluarga Lot

Keluarga Abraham

Keluarga Yakub

IP2T-PIKA (3)

Apr

Keluarga Ishak

Menjadi keluarga

gembala (4)

Keluarga Yusuf PL

Retreat (5)

Mei

Keluarga Musa

Keluarga Harun

Keluarga. Yosua

IP2T-PIKA 0

Jun

Keluarga Saul

Menjadi keluarga

Penginjil ()

Keluarga Daud

IP2T-PIKA 0

Jul

Keluarga Salomo

Keluarga Elia, Elisa

Keluarga Raja Asa

Retreat

Agu

Keluarga Yeobeam

Menjadi keluarga guru ()

Keluarga Yehuda

IP2T-PIKA

Sep

Keluarga Raja Ahas

Keluarga Ayub

Ajaran Matius

IP2T-PIKA

Okt

Ajaran Markus

Menjadi keluarga rasul 0

Ajaran Lukas

IP2T-PIKA

Nop

Ajaran Yohanes

Ajaran Paulus

Ajaran Petrus

Retreat

Des

Keluarga Zakaria

Keluarga Yusuf PB

Ajaran Yakobus

 

 

Catatan:

1.    Fleksibel, jam mulai ibadah keluarga ditetapkan oleh keluarga masing-masing.

2.    Pembawa acara flap bagian ibadah ditetapkan di keluarga masing-masing.

3.    Jadwal tema setahun dibuat oleh gembala

 

6.      Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak di gereja, yang dilakukan oleh guru Sekolah Minggu, dengan cara:

a.       Guru Sekolah mengelompokkan anak Sekolah Minggu ke dalam kelompok-kelompok umur.

b.      Guru Sekolah Minggu membagi tugas penanggung jawab diantara guru Sekolah Minggu berdasarkan kelompok umur anak yang sudah mereka sepakati.

c.       Tiap guru penanggung jawab kelompok umur membuat silabus tema-tema bahasan selama setahun. (bisa dibagi triwulanan atau kuartalan, atau smesteran) untuk diminta pendapat kepada penanggung jawab Sekolah Minggu dan gembala.

d.      Tiap guru penanggung jawab mengajukan anggaran yang dibutuhkan selama setahun kepada penangungjawab Sekolah Minggu dan gembala.

 

 

 

TABEL 5:5.

JADWAL TEMA PER MINGGU PENGAJARAN IMAN KEPADA ANAK

GBIS YERUSALEM BARU SURABAYA

 

Bln

Minggu ke 1

Minggu ke 2

Minggu ke 3

Minggu ke 4

Jan

 

 

 

 

Feb

 

Menjadi keluarga Imam (1)

 

IP2T-PIKA (2)

Mar

 

 

 

IP2T-PIKA (3)

Apr

 

Menjadi keluarga gembala (4)

 

Retreat (5)

Mei

 

 

 

IP2T-PIKA 0

Jun

 

Menjadi keluarga penginjil 0

 

IP2T-PIKA O

Jul

 

 

 

Retreat

Agu

 

Menjadi keluarga

guru 0

 

IP2T-PIKA

Sep

 

 

 

IP2T-PIKA

Okt

 

Menjadi keluarga rasul ()

 

IP2T-PIKA

Nop

 

 

 

Retreat

Des

 

 

 

 

 

Catatan:

1.    Fleksibel, jam mulai ibadah Sekolah Minggu ditetapkan
oleh penanggung jawab Sekolah Minggu.

2.    Jadwal petugas Sekolah Minggu ditetapkan oleh penanggung jawab Sekolah Minggu.

3.    Jadwal tema setahun dibuat oleh gembala.

 

 

II.       Program Keluarga, dengan cara:

1.         Mengadakan retreat bersama (PKB, PKW, KPR, dan Sekolah Minggu) sebanyak 2 - 3 kali setahun dengan materi . IP2T-PIKA

2.         Setiap bulan pada minggu-minggu tertentu ditetapkan tema yang sama di PKB, PKW, KPR, dan Sekolah Minggu.

III.   Keunggulan Gereja ini

Gereja ini berbasis keluarga.

 

REKOMENDASI

1.        Sehubungan hasil uji HipoDisertasi 1 (meningkatkan kecenderungan implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak berdasarkan kitab Ulangan 6:4-9).

a)      Pihak Hamba Tuhan GBIS Yerusalem Baru Surabaya perlu mengawal kekonsistenan pelaksanaan rencana strategis GBIS Yerusalem Baru Surabaya di tiap kategorial (PKB, PKW, KPR, dengan cara mengevaluasi pada rapat bulanan yang dihadiri oleh para pengurus keempat kategorial tersebut.

b)      Hamba Tuhan GBIS menyiapkan tema-tema pokok bahasan setiap minggu sepanjang bulan dan tam berkesinambungan untuk menanamkan implementasi metodi estafet iman Kristen ke generasi berikutnya, yang di break down melalui pelayanan kategorial PKB, PKW, KPR dan SM.

c)      Gembala GBIS menyediakan fasilitas yang dibutuhkan para guru Sekolah Minggu, agar selain estafet iman yang dikerjakan oleh setiap orang tua 6 hari seminggu dengan caranya masing-masing, dikerjakan pula oleh para guru SM professional.

d)     Gembala GBIS perlu mendorong agar guru-guru SM untuk menempuh pendidikan Sarjana Pendidikan Agama Kristen (S.Pak), S.Th, atau Akta Mengajar (misalnya di Unitomo selama 4 bulan).

 

Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab peneliti lain adalah bagaimana setiap orang tua dengan cara mudah, terjangkau, bergengsi dan memuaskan dalam melaksanakan pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak yang unggul itu dalam rumah tangganya, agar setiap anak dalam rumah tangga Kristen, mampu dan bertanggung jawab dan ambil bagian dalam lembaga pendidikan berestafet ini.

 

Kedua, para orang tua GBIS Yerusalem Baru Surabaya harus lebih maksimal "Mengajarkan secara berulang-ulang, saat di rumah, saat dalam perjalanan, saat berbaring, dan saat bangun. Penelitian ini membuktikan bahwa Mengajarkan secara berulang-ulang menjadi dimensi yang dominan dalam mengimplementasikan pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak, hanya masih berada pada kategori sedang, secara signifikan pada a < 0,05. Artinya para orang tua Jemaat GBIS sudah menjadi orang tua yang mengajarkan secara berulang-ulang kepada anak mereka, tempi belum maksimal. Untuk itu, para orang tua harus  meningkatkan diri lebih maksimal. Misalnya dengan melaksanakan ibadah keluarga setiap hari satu jam dengan tema yang sudah ditentukan oleh gembala, dan perlu dibuat program sebagai jalan keluarnya.

Implikasinya sekarang Jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya perlu memikirkan program `Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak' dengan sangat menekankan pada aspek `membicarakan berulang-ulang saat berbaring dan saat bangun' karena kedua indikator tersebut yang dominan mempengaruhi Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak di Jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya. Di lain pihak dalam Disertasi ini ditemukan bahwa penekanan materi `mengajarkan tentang mengasihi Tuhan dengan segenap hati' adalah indikator dominan kedua setelah indikator Membicarakan berulang-ulang saat diperjalanan dan Membicarakan saat berbaring'

Walaupun penemuan dalam Disertasi ini sesuai hipoDisertasi kedua, masih ada keterbatasan dalam beberapa segi penelitian, seperti angket yang kurang komunikatif barangkali, atau analisis data Disertasi ini kurang memadai dan sebagainya.

Rekomendasi-rekomendasi untuk penelitian selanjutnya antara lain variabel-variabel independen implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak terutama tentang mengajarkan secara berulang-ulang lebih ditekankan untuk mengantisipasi tantangan yang akan dihadapi anak pada zamannya.

Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab peneliti lain adalah, bagaimana caranya agar setiap orang tua dan hamba Tuhan berfokus pada Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak, remaja dan pemuda? (a) Sehubungan hasil uji hipoDisertasi 2 (uji dimensi dominan): Karena ketiga dimensi yaitu: Mengajarkan tentang mengasihi Tuhan, Mengajarkan secara berulang-ulang, dan Mengajarkan melalui tanda pengingat, merupakan kesatuan utuh  Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak berdasarkan Ulangan 6:4-9 yang tidak bisa dipisahkan satu dari yang lain, maka implementasi dari ketiga dimensi tersebut merupakan satu paket Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak, yang harus dilaksanakan oleh para orang tua GBIS Yerusalem Baru Surabaya, karena sudah terbukti keunggulannya ketika diterapkan secara konsisten oleh orang Yahudi..(b) Perhatian penekanan khusus pada implementasi dimensi kedua, `Mengajarkan secara berulang-ulang' dan pada indikator ketiga dan keempat yaitu `Membicarakannya berulang-ulang saat berbaring' dan membicarakannya saat bangun' sangat penting, karena dari hasil penelitian, dimensi ke dua dan indikator ketiga dan keempat tersebut paling dominan mempengaruhi Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak berdasarkan Ulangan 6:4-9 di GBIS Yerusalem Baru Surabaya .

Ketiga, Sehubungan hasil uji hipoDisertasi 3 (kategori latar belakang yang dominan): Karena kategori latar belakang yang dominan mempengaruhi Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak Tidak Terbukti karena latar belakang yang dominan adalah latar belakang bentuk kekristenan (Kristen keturunan) bukan tingkat pendidikan---, karena hasil uji Beta bentuk kekristenan tertinggi minus 0,249 (sebesar -0,249)

Implikasinya, dengan meningkatkan Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak di GBIS Yerusalem Baru Surabaya, sangat prioritas mengubah kekristenan para orang tua jemaat dari bentuk kekristenan keturunan ke bentuk Kristen pertobatan.

Temuan ini dikatakan sangat penting, karena hasil uji beta bentuk kekristenan yang negatif (-0,249) yang artinya, Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak oleh para orang tua, berbanding terbalik dengan bentuk kekristenan (keturunannya), atau dengan kata lain semakin tinggi jumlah Kristen keturunan dari orang tua, maka semakin rendah Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak mereka, dan sebaliknya semakin rendah jumlah orang tua yang bentuk kekristenanya keturunan, maka semakin tinggi tingkat Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak mereka. Ini berarti sangat urgen sekali perhatian khusus dari gembala kepada para orang tua yang Kristen keturunan tersebut, karena kelompok ini paling banyak memeliki anak di GBIS Yerusalem Baru Surabaya. Perhatian khusus bisa berupa membuka kelas khusus mengenai Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak yang dikhususkan kepada mereka misalnya seminggu sekali. Sebagai gambaran, sebanyak 35 orang responden (orang tua jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya) terdiri dari 30 orang (85,71%) responden adalah Kristen keturunan dan 14,39% adalah Kristen pertobatan. Sebanyak 27 orang responden (77,14%) berumur di bawah 45 tahun dan 8 orang (22,86%) di atas 45 orang. Sebanyak 31 orang responden berasal dart gereja Protestan, 3 orang dari gereja pentakosta dan 1 orang dari gereja Katolik. Sebanyak 29 orang suku Jawa, 1 orang Batak, 3 orang Timor dan lainnya 2 orang. Responden laki-laki 20 orang dan perempuan 15 orang. Responden berpendidikan SD dan SMP sebanyak 9 Orang, SLTA 17 orang dan Sarjana 9 orang.

Rekomendasi-rekomendasi untuk penelitian selanjutnya perlu diperluas kategori latar belakang yang dibahas, misalnya dipilih antara lain: Latar belakang suku, agama, klasifikasi umur, tingkat pendidikan, status keluarga, tingkat ekonomi responden disesuaikan dengan keadaan lokasi penelitan.

Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab peneliti lain, bagaimana silabus susunan materi Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak yang mampu mengestafetkan iman kepada generasi berikutnya per kelompok umur? Bagaimana mengimplementasikan silabus tersebut per kelomok umur?

 

Tabel 5.6.

Rancangan Program Peningkatan Implementasi Pengembangan Pengajaran Tentang Pembentukan Iman Kepada Anak.

 

Hasil Temuan

Implikasi

Program

Kecenderungan tingkat Implementasi Pengembangan Pengajaran Tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya ada pada kategori sedang.

Dengan memberi

pemahaman yang benar

kepada setiap orang tua,

mengenai Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak secara terprogram dan berkelanjutan

Mengadakan Ibadah

PKP, PKW, KPR, SM

dengan melibatkan ke 4

kategorial bersama

dengan gembala

Dimensi yang paling dominan mempengaruhi Implementasi Pengembangan Pengajaran Tentang Pembentukan Iman Kepada Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya adalah dimensi mengajarkan secara berulang-ulang

Perlu    memikirkan program `pelaksanaan

Implementasi Pengembangan  pengajaran tentang Pembentukan Iman

Kepada anak’ dengan

sangat menekankan pada

aspek   `membicarakan

berulang-ulang saat

berbaring dan saat bangun karena  kedua

indicator tersebut yang

dominan mempengaruhi

Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya

Untuk penelitian

Selanjutnya antara lain

variabel-variabel independen implementasi pengembangan

pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak terutama tentang mengajarkan secara

berulang-ulang lebih

ditekankan untuk

mengantisipasi tantangan

yang akan dihadapi anak

pada zamannya.

Kategori latar belakang yang paling dominan (dari suku, bentuk kekristenan, gereja asal, jenis kelamin, pendidikan dan usia) yang mempengaruhi Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya

Meningkatkan Implementasi pengembangan pengajaran tentang pembentukan iman kepada anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 di Jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Yerusalem Baru Surabaya sangat prioritas mengubah kekristenan para orang tua jemaat dari bentuk kekristenan ke bentuk Kristen pertobatan

 

Penelitian selanjutnya perlu diperluas kategori latar belakang yang dibahas, misalnya dipilih antara lain : latar belakang suku, agama, klasifikasi umur, tingkat pendidikan, status keluarga, tingkat ekonomi responden disesuaikan dengan keadaan lokasi penelitian.

 

 

 

 

Saran

Berdasarkan temuan-temuan pada bab IV, maka peneliti memberikan saran berupa saran teoritis dan saran praktis.

 

Saran teoritis

Adapun saran-saran teoritis yaitu:

1.      Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran khususnya pada mata kuliah Metode Pengembangan Pembelajaran dan Pendidikan Anak dan Pendidikan Agama Kristen pada umumnya.

2.      Pembahasan dan hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan khusus tentang prinsip-prinsip penting yang diperlukan dalam hal proses penanaman iman oleh setiap orang tua Kristen kepada anak-anak mereka secara alkitabiah turun temurun sampai selama-lamanya.

 

Saran Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi anggota jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya khususnya dan para orang tua Kristen umumnya tentang prinsip-prinsip penting yang diperlukan dalam hal proses penanaman iman Kristen oleh setiap orang tua Kristen kepada anak-anaknya.

1.      Disarankan bagi anggota jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya, sebagai masukan dalam meningkatkan kedewasaan rohani setiap orang tua Kristen, terutama di dalam pemahaman yang benar dan dalam mengestafetkan Iman Kristen yang membutuhkan kesadaran tinggi serta keseriusan dengan segenap Hati, Jiwa, dan Kekuatan.

2.      Disarankan bagi para pendidik Kristen, sebagai masukan dan refleksi agar melaksanakan proses pendidikan menggunakan metode pembelajaran yang alkitabiah namun efektif dan efesien dalam mewujudkan pendidikan iman Kristen kepada anak-anak seperti yang diajarkan oleh firman Tuhan. Di samping itu para pendidik kiranya dapat berusaha keras untuk merelevansikan materi pengajaran iman sesuai Alkitab dengan implementasi pengembangan pengajaran yang tepat, sehingga akan memeroleh hasil lebih nyata.

3.      Disarankan bagi Gereja Bethel Injil Sepenuh mengadakan acara seminar, simposium, dan Pendalaman Alkitab dengan materi “Implementasi Pengembangan Pengajaran tentang Pembentukan Iman Kepada Anak” dengan demikian seluruh jemaat GBIS Yerusalem Baru Surabaya meningkatkan kedewasaan rohani dalam mendidik anak yang berkategori rendah menuju sedang bisa ditingkatkan menjadi maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

  BAB 1 PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN   A. Pengertian Pendidikan (secara umum): 1. Apakah arti pendidikan ? Lebih daripada sekedar s...