GEREJA MENJAWAB TANTANGAN POST MODERNISME
Oleh : Penulis
I. PENDAHULUAN
Post modernisme adalah faham yang berkembang setelah era modern dengan modernismenya. post modern artinya kelanjutan dari faham dan perilaku manusia di era modern. Istilah ini sudah mulai sejak 1930-an berawal dari bidang seni budaya dan terus berkembang kepada bidang yang lain termasuk bidang teologia.
“Berdasarkan asal-usul kata, postmodernisme, berasal dari bahasa Inggris yang artinya faham (isme), yang berkembang setelah (post) modern. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1930 pada bidang seni oleh Federico de Onis untuk menunjukkan reaksi dari moderninsme. Kemudian pada bidang Sejarah oleh Toyn Bee dalam bukunya Study of History pada tahun 1947. Setelah itu berkembang dalam bidang-bidang lain dan mengusung kritik atas modernisme pada bidang-bidangnya sendiri-sendiri.” [1]
Gereja menghadapi pergumulan mempertahankan jati dirinya sebagai persekutuan hidup dalam Roh Kudus, dengan semua doktrin dasar yang dianutnya misalnya mengenai Allah, Alkitab dan Yesus Kristus sebagai kebenaran yang sudah final. Tetapi gereja sedang hidup dan berkembang ditengah dunia yang terus berubah diterpa berbagai krisis multidimensi. Menghadapi lajunya perubahan dunia di era post-modern, nilai kehidupan merosot semakin menjauh dari standar kristiani dalam Firman Allah. Menghadapi tantangan ini gereja dan pemimpinnya dituntut memiliki sikap memprioritaskan membangun watak dan tata nilai Kristiani, berkarakter Kristus, kehidupan dengan standar berpikir, berperasaan dan tindakan seperti Kristus. Dan berstandar alkitabiah. Menjadi pemimpin yang berpikir kreatif, pengelola management yang efektif, kreatif dengan sistim berpikir sistimatis. Pemimpin yang unggul harus memulainya dengan awal yang baik dari melewati proses rohani yang baik pula untuk mendapatkan output yang terbaik, berkemampuan sebagai fasilitator atau mentor dalam melaksanakan misi Allah menjadikan semua bangsa murid kristus. Yang demikian dapat menjadi garam dan terang dalam dunia.
Rumitnya permasalahan yang dihadapi, pemimpin gereja belum tentu memiliki pendapat yang benar terhadap semua isu. Gereja tidak bisa meremehkan kerumitan isu-isu yang dihadapkan kepada umat manusia masa kini. Generasi ini benar benar sedang diterpa problema-problema zamannya. Revolusi sains. Perang dan damai sejak dulu sudah mencemaskan hati nurani umat Kristiani, perkembangan senjata nuklir pemusnah masal membuat isu menjadi mengerikan sekali. Teknologi mikro canggih membuat masalah pengangguran jangka panjang menjadi tambah sukar teratasi. Bidang rekayasa genetik menjadi masalah etika yang baru yaitu bio-etika. tentu gereja tidak mampu membuat dirinya menjadi berotoritas mengatasi semua hal yang terjadi dalam pergerakan zaman post-modern.[2]
Krisis multi dimensi, dalam bidang ideologi, politik, sosial, ekonomi, hukum, moral-spiritual dan lain-lain terjadi secara global membutuhkan sikap yang penuh hikmat dan bijaksana dalam pimpinan Roh Kudus menghadapinya. Gereja dapat belajar dari pergumulan pemimpin rohani misalnya zaman Yusuf dan Daniel dan para rasul pada masanya. 2 Tim 3:1-6. Kej 41:37-41; Dan 1-2 untuk mengatasi pergumulan masa kini dan masa depan.
II. PERGUMULAN GEREJA DI ERA POST MODERN
1. Bagaimana mempertahankan Alkitab sebagai way of life / sebagai jalan hidup? Gereja menghadapi liberlisme/pluralisme, gerakan zaman baru, bidat-bidat. Mereka menolak penyataan Allah, penyataan umum dan khusus dan menolak inspirasi Alkitab, mereka menganggap diskontinu dengan peristiwa sejarah Yesus. [3]
2. Allah trinitas sebagai landasan iman gereja, bagaimana menjawab pertanyaan dunia tentang Ketuhanan, terhadap pembela Yahweh, unitarian, dan bidat-bidat, politeisme, anti trinitas lainya.
“ Gereja harus memerlukan doktrin yang lebih genap tentang Allah..Allah kita adalah Allah yang hidup, Allah atas alam maupun agama. Allah atas yang sekuler maupun atas yang sakral “....Allah yang hidup adalah Allah yang bagi alam semesta...bukan hanya Allah dari umat Pilihan....Allah yang hidup adalah Allah yang baik dan atas keadilan maupun atas pembenaran Gerja harus memiliki doktrin yang genap tentang manusia, doktrin yang genap tentang kristus, dan suatu doktrin yang genap tentang keselamatan. Tidak boleh memisahkan keselamatan dengan kerajaan Allah, tidak boleh memisahkan Yesus sebagai juruselamat dari Yesus sebagai Tuhan, tidak boleh memisahkan iman dari kasih; kita juga harus memiliki doktrin yang genap tentang gereja, dimana gereja adalah suatu panggilan yang kudus keluar dari dunia yang jahat. Gereja bukan klup sepak bola yang berfokus pada bola, tetapi gereja adalah milik Allah yang berfokus pada Allah. Gereja diutus kembali melayani di dalam dunia memberitakan perbuatan baik Allah kepada dunia. “ [4]
3. Hidup dan karya Yesus Kristus bagi iman kita sebagai satu-satunya juruselamat dunia, tetapi bagaimana gereja memberitakannya ? menghadapi teologia sumbang, pluralisme, teologi liberal, neo liberal. Seperti konsep Gerakan zaman baru di bawah ini:
“bahwa semua agama adalah satu,…. jika semua adalah satu maka semua juga adalah Allah dan kita adalah allah, kita akan dapat menduga bahwa semua yang “diterangi “ dalam agama-agama besar – Yesus, Budha, Lao-Tse, Krisna dll akan mengajarkan dan mengalami kesatuan. Tampilan luar setiap agama dapat beda pada hakekatnya sama...dogma mungkin simpang siur, tetapi pengalaman penting dari “allah di dalam “ adalah sama di seluruh dunia. [5] Jadi Gereja harus konsisten dan kuat dalam doktrin soteriologi, kristologi dan ekklesiologi menghadapi gerakan zaman baru.
4. Gereja sedang menghadapai tantangan dalam menjalankan tugas apostoliknya untuk bertumbuh ke atas, ke dalam dan keluar ( bersekutu, bersaksi dan pelayanan sosial ) bagaimana difungsikan dengan efektif dan produktif ? [6] menghadapi tantangan identitas, tantangan sumberdaya manusia tentang kepemimpinan, tantangan budaya, tantangan perundang-undangan otonomi daerah yang cenderung diskriminasi, tantangan kelompok radikalisme agama lain. Dan tantangan kuasa roh-roh jahat di udara.
5. Doktrin keselamatan, Roh Kudus dan keadaan akhir zaman, bagaimana difahami dan diajarkan dengan benar agar warga gereja tidak terombang-ambing, tetapi tetap teguh dan bertumbuh dewasa dalam pemahaman dan aplikatif, menjalani hidup di era post modern.
menurut ( Stott 2005 )
“ sifat ketidak percayaan zaman ini yang merusak dimana-mana, bahaya dalam gereja tidak hanya dari ilmu pengetahuan, tetapi dari filsafat sebagian besar zaman dirasuki oleh ateisme, agnotisisme, panteisme dan unitarianisme, seluruh lapisan telah diracuni oleh ketidak percayaan, apakah itu politik, perdagangan, pendidikan , atau kemasyarakatan.[7] Orang kristen dan pemimpinnya harus siap sedia dalam segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap orang yang meminta pertangungan jawab ..tentang pengharapan yang dimilikinya ( 1 Pet 3:15 )”
6. Semua bidang-bidang teologia sistimatika bagaimana beroperasi dalam kerangka misi Allah, Misi Kristus, misi gereja sepanjang masa secara efektif. “ Dimana misi Allah ( Missio Dei) menghasilkan missio homimum, missio ecclesiarum, missio futurorum, missio politica oikumenica dan missio adventus.” [8]
7. Gereja bergumul dengan jati dirinya sebagai tubuh Kristus, Bait Allah, imamat rajani. Bukan sekedar gedung dan lembaga / denominasi.
8. Gereja bergumul dengan metode komunikasi Injil, internal dan eksternal kepada dunia.
9. Gereja bergumul dengan masalah-masalah sosialnya, khotbah langsung online. Isu isu politik, liberalisasi, globalisasi, demokrasi, kemanusiaan, porno grafi, seksualitas dan spiritisme, dan kejahatan lainnya. Gereja benar-benar harus memiliki pemimpin yang tanguh, menjawab tantangan zaman.
10. Persoalan serius menghadapi misi Gereja yang berfokus utama pada organisasi, Aktifitas dianggap sama dengan spiritualitas, Growth dipandang sama dengan jumlah.
11. Gereja harus memenangkan desa maupun kota-kota bagi Kristus.. John Dawson mengatakan kota adalah otak dan hati suatu bangsa. Bangsa merupakan jumlah dari kota-kotanya. Jika kita memandang serius pemuridan bangsa-bangsa, maka kita harus memahami realitas kehidupan mereka. Itu berati bahwa injil harus memberi warna baru pada kehidupan rohani, filsafat, dan jasmani, di dalam kota-kota suatu bangsa. Mari kita kibarkan panji Kristus di tempat-tempat yang paling kotor dan gelap. Mari kita hadapi raksasa-raksasa kota yang menghantui pikiran[9]
III. PERGERAKAN DAN TANTANGAN POST MODERN
1. Suasana gereja berubah drastis gereja-gereja kota mengunakan teknonogi informasi berbasis online, sedangkan di desa-desa masih sangat ketinggalan.
2. Skill dan capabel leader belum tentu mampu menghadapi kecepatan arus perubahan. Kepemimpinan berkarakter hamba masih langka. Percepatan perubahan paradigma pelayanan sangat diperlukan.
3. “ pemimpin Alkitabiah melayani kepentingan dan kemajuan orang lain. Ia berorientasi ke masa lalu, dari pengalaman-pengalamannya ia belajar. Ia juga berorientasi ke masa kini dan melihat masa depan sebagai obyek visi serta target yang akan dicapai dengan segala tantangan yang akan dihadapi.. ( Halim 2000 ) mengusulkan mememahami Masa lalu adalah pemimpin tradisional, pemimpin karismatis memandang masa kini, pemimpin modern memandang masakini dan masa depan, sedangkan pemimpin kontekstual belajar dari masa lalu , memandang masa kini dan masa depan. Masa lalu dijadikan pengalaman, kontekstual sebagai yang alkitabiah, masa kini sebagai proses, dan masa depan sebagai visi” [10]
4. Tapaknya di dalam gereja ada kasta-kasta, senioritas-yunioritas, kaya-miskin, kesenjangan gereja dikota kota - gereja desa.
5. Wawasan theologi dan tingkat pendidikan para pemimpin gereja sangat perlu ditingkatkan, rasio jumlah lulusan pasca sarjana, sarjana tidak proporsional.
6. Perubahan paradigma berpikir sumber daya manusia tidak mampu mengimbangi gerak perubahan zaman, pola pelayanan di desa belum bisa menyesuaikan diri dengan kemajuan di kota besar.
IV. KARAKTEKRISTIK SOSIOLOGIS POST MODERN
1. Egois /individualis gaya hidup yang mementingkan diri sendiri, kehidupan di kota sangat kental dengan individualistis. Tetangga satu dengan yang lain hampir tidak saling mengenal dan menyapa. Hamba Tuhan di Kota hampir tidak mengenal hamba Tuhan di pedesaan apa lagi di luar pulau yang terpencil.
2. Relativisme suatu paham yang mengajarkan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak /absolut.
3. Materialisme suatu paham yang mempriorotas materi sebagai ukuran nilai dan kehidupan yang sukses
4. Prakmatisme suatu paham tentang kebenaran suatu ajaran diukur berdasarkan “buah” dari ajaran tersebut.
5. Sekularisme suatu paham yang bergaya hidup duniawi tidak perduli terhadap hal yang bersifat kekekalan.
6. Kerapuhan iman, suatu paham yang meremehkan nilai nilai spiritual. Memudarnya kepercayaan pada yang bersifat transenden (meta-narasi) dan semakin diterimanya pandangan pluralism-relativisme kebenaran.
7. Hedonisme suatu paham yang dalam hidupnya mengutamakan kesenangan, kenikmatan duniawi.
8. Konsumerisme sifat penguna/ pemakai, penikmat bukan sebagi produsen, bergaya hidup yang berorientasi pada keinginan bukan pada kebutuhan.
9. Meledaknya industri media massa, yang dapat diakses dan dikonsumsi oleh publik dengan mudah. Kondisi semacam itu pada gilirannya menjadikan dunia dan ruang realitas kehidupan terasa menyempit. Lebih dari itu, kekuatan media massa telah menjelma bagaikan “agama” dan “tuhan” baru. Artinya sikap dan perilaku manusia tidak lagi ditentukan nilai moralitas agama sebagai standar hidup, tetapi kebenaran dan kesalehan umat diatur dan ditentukan oleh media massa.
10. Munculnya radikalisme etnis dan keagamaan. Fenomena ini mengemuka sebagai reaksi yang meragukan kebenaran ilmu, teknologi dan filsafat modern yang dinilai gagal memenuhi janji emansipatoris untuk membebaskan manusia dan menciptakan kehidupan yang lebih baik.
11. Munculnya kecenderungan baru untuk menemukan identitas dan apresiasi serta keterikatan romantisme dengan masa lampau.
12. Menguatnya wilayah perkotaan (urban area) sebagai sentral kebudayaan dan sebaliknya wilayah pedesaan (rural area) sebagai daerah pinggiran.
13. Terbukanya peluang bagi pelbagai strata sosial untuk mengemukakan pendapat secara lebih leluasa dan transparan. Jelasnya, dalam era post-modernisme telah turut mendorong bagi proses demokratisasi.
14. Bahasa sebagai alat komunikasi di era post-modernisme acap kali mengesankan tidak lagi memiliki kejelasan makna dan konsistensi, sehingga bersifat paradox. Dari uraian di atas, para pemikir post-modernisme menganggap bahwa modernisme telah gagal. Proyek pencerahan yang dijanjikan tidak dapat membuktikan janjinya. Karena memiliki kelemahan mendasar. Jadi, harus didekonstruksikan.
I. BAGAIMANA SIKAP GEREJA ?
A. Kebangkitan para pemimpin gereja :
1. Christ priority : Orientasi utama seorang pemimpin kristen adalah Yesus kristus
2. Melakukan Firman Allah bersama tim mencapai gool. Untuk kemuliaan Allah, mengambil keputusan berdasarkan hikmat dari Allah
3. Kehidupan Seperti Kristus : Prioritas Kristus menjadikan semua bangsa murid Yesus; Murid yang pikir, berperasaan dan tindakan Kristus
4. Prioritas Yesus menjadikan murid Kristus untuk melakukan multiplikasi, dengan cara Pergi, Baptis dan ajar.
5. Murid yang misioner adalah yang menyerahkan diri untuk dipakai Allah.
6. Menghadapi persoalan gereja dengan berjalan dalam Roh Kudus, bukan sekedar Gereja sebagai organisasi, Aktifitas sebagai ukuran spiritualitas, Growth sebagai ukuran / size
7. Pengelolaan yang obyektif : Manajemen dapat dipandang sebagai proses pengunaan sumber daya secara secara efektif. Jangan jadikan gereja sebagai gajah yang mati. Tanpa tau karunia rohani jemaat sampai ia mati
8. Creativ tinking dan sistim tinking : Berpikir kreatif , Sistim tinking atau berpikir sistimatis
9. Pola yg kreatif dan sistimatis : Dengan Pondasi Kristen yang kuat dalam Karakter dan integritas, manfaatkan Teknologi yang efektif dalam pelayanan holistik, pelayanan multimedia dll
10. Pemimpin mentor: Gereja perlu seorg pemimpin melakukan misi Allah; Pemimpin yang menghasilkan pemimpin missioner
11. Spirituality proses ( proses yg rohani ) : Proses perjalanan bersama Tuhan; Perjalanan bersama Tuhan yang pemberi tangung jawab; Pemimpin Alkitabiah sebagai pola pikir, tindak, keputusan keputusan. Hati hati jangan sampai anda jadi mercusuar secara eksternal tetapi secara internal tidak jadi terang bagi keluarga
12. Para pemimpin kristen terus mengasah kemampuan kepemimpinannya :
Melatih diri disiplin rohani, setia, Melatih diri dalam penginjilan, menjadi teladan, dan menjadi pembuat murid yg produktif.
B. BERSANDAR PADA ALKITAB SEBAGAI FIRMAN ALLAH YANG BEROTORITAS
II Timotius 3:16 -17
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian
tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik.
1. SIFAT OTORITAS ALKITAB YANG ILAHI
a. Otoritas Absolut = Kewibawaan tidak bisa diganggu gugat
b. Otoritas Supremi = Kewibawaan tidak bisa disamai atau dilampaui
c. Otoritas Final = Kewibawaan tidak bisa ditambah dan kurangi
d. Otoritas Total = Kewibawaan tidak bisa dipetak-petaki
e. Otoritas Magisterial = Kewibawaan tidak bisa dikuasai ciptaan
f. Otoritas Unik = Kewibawaan tidak bisa diperbandingi
2. DASAR OTORITAS ALKITAB
a. Alkitab adalah Firman Allah yang tertulis ( the word of God, the writen word ) otoritas Allah tritunggal II Tim 3:15-16
b. Alkitab adalah diilhamkan Allah ( inspired of God ) Otoritas Roh Kudus 2 Pet 1:9-21. II Tim 3:16
c. Alkitab tanpa salah ( Inerrancy ) Otoritas Yesus . Mat 5:17-19
d. Alkitab adalah Penyataan Allah ( relevation/ Manifestation ) Otoritas Allah Bapa Roma 16:25-26; Why 1:1
e. Otoritas Alkitab sudah final (karena pengilhaman dan penyataan Allah )
3. BUKTI-BUKTI ALKITAB ADALAH FIRMAN ALLAH DAN BEROTORITAS
a. Isinya Mengherankan
Alkitab terdiri dari 66 kitab yang dikumpulkan menjadi satu, ditulis dalam jangka waktu lebih dari 1500 tahun oleh lebih dari 40 orang penulis yang berbeda-beda. Ditulis dalam tiga bahasa dalam tiga benua. Parapenulisnya terdiri dari raja-raja, anak raja, gembala-gembala, penjala ikan, cendikiawan, maupun yang berpendidikan rendah. Saat penulisannya dalam kondisi yang berbeda-beda, misanya : Musa menulis kitabnya ketika ia berada di padang gurun, Yeremia ketika dalam penjara di bawah tanah yang lembab, Daud menulis di lereng bukit saat menggembalakan dombanya dan pada saat perang, Paulus menulis banyak suratnya ketika ia dipenjara, Yohanes menulis dalam pembuangan di pulau Patmos yang berbatu-batu. Namun yang mengherankan disini, mereka telah menulis satu berita yang sama, yaitu tentang keselamatan.
Inti berita Perjanjian Lama ialah hukum dan janji Allah mengenai Juruslamat yang akan datang, sedangkan inti berita Perjanjian Baru ialah Injil dan penggenapan janji-janji dalam Perjanjian Lama mengenai Yesus Kristus. Perjanjian Lama merupakan sejarah umat Allah, bangsa Yahudi sebagai nenek moyang Yesus Kristus. Perjanjian Baru menguraikan riwayat hidup Yesus Kristus dan penyebaran iman Kristiani. Seandainya ada buku sekuler yang dikumpulkan selama lima belas abad pasti terdapat pertentangan-pertentangan atau tidak mengandung inti berita yang sama seperti yang terdapat dalam Alkitab.
b. Kesempurnaannya Unik
Diantara bermilyar buku di dunia ini tidak ada buku tertua yang membicarakan pokok yang maha luas seperti yang Alkitab lakukan, misalnya : tentang penciptaan alam semesta dan segala isinya termasuk manusia. Meskipun beberapa ilmuan mengemukakan macam-macam teori tentang penciptaan, tetapi banyak pula ilmuwan yang jujur mengakui bahwa masih banyak hal yang belum diketahuinya secara tepat mengenai Allah dan alam semesta ini.
Alkitab juga mengungkapkan tentang pribadi Allah, sifatNya, perintahNya, kehendakNya, rencanaNya dari kekekalan masa lampau sampai pada kekekalan masa yang akan datang, tentang dosa dan akibat dosa serta jalan keselamatan melalui kasih karunia. Alkitab juga mengajarkan etika dan moral yang tertinggi. Meskipun ada banyak buku keagamaan yang mengumakakan beberapa hal di atas, tetapi tidak sebanding dengan Alkitab.
c. Daya Tariknya Abadi
Walaupun Alkitab merupakan kitab yang terkuno, tetapi tidak pernah menjadi usang. Tahun lepas tahun, abad lepas abad, Alkitab tetap relevan bagi semua orang. Ada orang yang menyelidikinya untuk mencari-cari kelemahannya, tetapi mereka tidak menemukannya, malahan ada yang sadar dan bertobat.
Alkitab disenangi oleh semua orang, tua, muda, kaya, miskin, orang cendikiawan maupun awam sebab melalui Alkitab mereka mendapat pemecahan dari berbagai macam problema hidup. Disamping itu, tidak terhitung jumlahnya orang-orang yang dipenjarakan, dianiaya, bahkan dibunuh demi kecintaan mereka akan ajaran Alkitab.
Tidak ada kelompok manusia yang sanggup menulis sebuah buku yang cocok dipakai dalam segala zaman seperti Alkitab. Kalau hanya berasal dari manusia, lambat-laun Alkitab akan hilang dari peredaran. Yesus berkata, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu” (Mat. 24:35).
d. Pemeliharaannya Ajaib
Realita bahwa kekristenan sekarang masih memiliki Alkitab merupakan suatu mujizat. Sejarah menceritakan bahwa Alkitab bukan saja merupakan buku yang paling disenangi, tetapi juga merupakan buku yang paling dibenci oleh orang-orang jahat dan Iblis.
Tidak ada pasukan militer dari gereja Tuhan sepanjang abad yang berperang melawan musuh-musuhnya dalam mempertahankan Alkitab, yaitu dari beberapa penguasa dunia yang berupaya untuk memusnahkan Alkitab dan penganutnya. Walaupun banyak kitab suci ini yang telah dibakar pada zaman tertentu, tetapi Alkitab tidak lenyap bahkan terpelihara oleh tangan Allah yang ajaib. Hal itu membuktikan bahwa Firman Allah itu kekal adanya.
Sampai hari ini Alkitab masih merupakan buku yang paling laku dan populer di dunia. Telah diceta ke dalam lebih dari seribu macam bahasa dan ratusan penterjemah sedang sibuk menterjemahkan ke dalam lebih banyak bahasa lagi juga sejumlah percetakan sedang sibuk mencetak berjuta-juta Alkitab untuk memenuhi permintaan yang luar biasa banyaknya. Apakah jawaban manusia atas kepopuleran Alkitab ini ? Walaupun banyak kebencian dari musuh Kristus, Allah sendiri menghendaki agar FirmanNya harus didengar oleh semua orang di dunia sebelum Yesus Kristus datang kembali untuk memerintah sebagai Raja di atas segala raja (Mat. 24:14).
e. Nubuatnya Digenapi
Para penyelidik Alkitab yang jujur, tidak akan menyangkal bahwa dalam Alkitab terdapat banyak nubuatan yang telah ditenapi, apakah itu tentang suatu bangsa, kota-kota tertentu, orang-orang tertentu maupun pribadi Yesus Kristus sendiri. Ridenour (1993 : 90) berkata, “Ada kurang lebih 333 nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Mesias yang telah digenapi oleh Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru.”[11] Semua nubuatan ini bukan secara kebetulan ditenapi, tetapi hal ini membuktikan bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah, sedangkan para nabi hanya penerus berita dari Allah.
Beberapa pengkritik Alkitab meragukan ketepatan nubuatan tersebut dengan mengajukan bermacam-macam argumentasi, misalnya sebagai kebetulan. Biasanya kalau sedikit ramalan maka sedikit kemungkinan kebetulan, tetapi kalau semakin banyak ramalan, semakin banyak kemungkinan kebetulan. Dalam Alkitab terdapat ratusan fakta yang telah digenapi pada diri Yesus Kristus saja, dapatkah dianggap kebetulan ? Justru lebih sulit untuk menyangkal ketepatan nubuatan tersebut dengan mengajukan berbagai macam argumentasi daripada mengakuinya. Inilah suatu bukti bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang patut dipercayai.
Berjuta-juta mujizat telah terjadi dalam kehidupan manusia karena pengaruh Alkitab. Banyak orang yang terikat dengan berbagai macam bentuk dosa, berubah menjadi baik dan diberkati. Yang telah menjadi sampah masyarakat berubah menjadi terhormat. Bapa-bapa gereja mula-mula hingga sekarang menunjukkan loyalitas dan dedikasi yang tinggi demi Alkitab, setelah hidup mereka diubahkan. W.W. Orr berkata,
Kelompok dari orang-orang yang berjasa yang mengasihi Alkitab lebih dari kehidupan mereka sendiri adalah bapa-bapa gereja mula-mula … Polycarpus dan Papias; Ireneus dan Clement … semuanya dipenuhi dengan kasih yang hebat yang tak kunjung padam terhadap Firman Allah. Agustin dan Jerome, John Hus dan Savonarola, yang membayar kepercayaan mereka dengan nyawa mereka … Martin Luther, John Calvin … Allah memberkati mereka … Dan jaman sekarang : Spurgeon, Torey, Moody … Dan diantara orang-orang yang menanggung sengsara ialah Jerry McCauley, Herry Monroe, Mel Trotter; masing-masing dengan cerita mengherankan mengenai kasih karunia Allah mengubah kehidupan mereka[12]
Dimana Injil diberitakan, banyak orang bertobat. Gereja, sekolah maupun perguruan tinggi Alkitab, panti asuhan dibangun dalam jumlah banyak. Dengan demikian Firman Allah dalam II Tim 3:16 digenapi. Inilah suatu fakta bahwa Alkitab memiliki otoritas yang mengubahkan.
VI. PENUTUP
Saat ini gereja dalam era baru dengan tantangan baru, yaitu era post modern. Perubahan yang demikian cepat dari masyarakat berteknologi industri menuju masyarakat berteknologi informasi membawa pengaruh yang besar bagi Kekristenan.
Masyarakat post-modern yang cenderung materialistis, individualistis, Prakmatis, Sekularis, kerapuhan iman merelatifkan kebenaran, menjadi tantangan bagi komunitas Kristen.
Tulisan ini mencoba untuk mengemukanakn latar belakang dan karakteristik dari pascamodernisme sekaligus merupakan peringatan bagi pemimpin Kristen untuk mengatasi dampak yang negatif dalam rangka menjadi garam dan terang dunia.
Dalam upaya menghadapi tantangan post-modern, penyiapan sosok-sosok pemimpin Kristen yang berkualitas, jelas merupakan hal yang penting dan mendesak. Beriman teguh pada dasar Alkitab sebagai Firman Allah yang berotiritas mutlak bagi hidup dan pelayanan. Adapun hal penting yang sangat perlu adalah waktu pendidiplinan belajar dari Tuhan dan melatih diri disiplin sebagai pemimpin Kristen, kedua-duanya vital untuk digarap sekalipun membutuhkan waktu. Saran yang berharga pergunakan waktu waktu yang masih ada kerena hari hari ini adalah jahat, lakukan upgraiding dan upskilling, atau melakukan perbaikan dan peningkatan kecakapan dalam kendali Firman dan Roh Kudus.
Tulisan ini sangat pendek, tetapi dapat dijadikan langkah awal untuk segera mempersiapkan generasi pemimpin Kristen yang handal dalam berkarya dan bersaksi di tengah perubahan dunia yang cepat pada era post-modern ini, baik di dunia pada umumnya, maupun di Indonesia pada khususnya ! Tuhan Yesus memberkati. ( by. Daud Manno M.Th )
Kepustakaan:
G.P. Hariyanto; Mission For City strategi Trnsformasi Injil ( Agia media 2006 )
Grotius, Douglas R, Gerakan Zaman Baru; ( Momentum, 2010 )
Halim, Makmur; . Gereja di tengah perubahan dunia, ( Gandum Mas , 2000 )
https://en.wikipedia.org/wiki/Postmodernism
Lumintang, Stevril; Theologia Abu-abu Pluralisme agama ( Malang, Gandum Mas , 2004 )
Orr, William W. 10 Alasan Mengapa Saya Percaya Bahwa Alkitab Adalah Firman Allah, (Bandung : KalamHidup)
Ridenour, Fritz ; Dapatkah Alkitab dipercaya? ( BPK 1996)
Sott, John ; isu-isu Global menantang kepemimpinan Kristiani, ( YKBK 2005 )
W Peters, George ; Teologi Pertumbuhan Gerreja ( Malang, Gandum Mas, 2002)
[1] https://en.wikipedia.org/wiki/Postmodernism
[2] John Sott, isu-isu Global menantang kepemimpinan Kristiani, ( YKBK 2005 )
[3] Stevril Lumuntang, Theologia Abu-abu Pluralisme agama ( Gandum Mas
[4] John Sott, isu-isu Global menantang kepemimpinan Kristiani, ( YKBK 2005 ) 4-25
[5] Gerakan Zaman Baru
[6] George W peters,Teologi Pertumbuhan Gerreja ( Gandum Mas,2002) 227-261
[7] John Sott, isu-isu Global menantang kepemimpinan Kristiani, ( YKBK 2005 )
[8] Makmur Halim. Gereja di tengah perubahan dunia, ( Gandum Mas , 2000 ) 165-168
[9] Hariyanto G.P. Mission For City strategi Trnsformasi Injil ( Agiamedia 2006 )
[10] Makmur Halim. Gereja di tengah perubahan dunia, ( Gandum Mas , 2000 )
[12] William W. Orr, 10 Alasan Mengapa Saya Percaya Bahwa Alkitab Adalah Firman Allah, (Bandung : Kalam Hidup, ), hlm. 44
Tidak ada komentar:
Posting Komentar