Translate

Jumat, 23 Juli 2021

MENJAWAB POLEMIK PRIA SEJATI DENGAN PRIA BIJAKSANA

 


MENJAWAB POLEMIK

PRIA SEJATI DENGAN PRIA  BIJAKSANA 



oleh: Penulis


     Belakangan ini banyak pertanyaan dalam  diskusi tentang iman kristen, di lingkungan Gereja Tuhan yang sedenominasi, maupun  yang berbeda  denominasi;  Sebab banyak hamba Tuhan, dan  mahasiswa teologi maupun  jemaat awam     yang bingung, manakah pengajaran  yang benar Pria Sejati atau Pria Bijaksana? Berasal dari Tuhan atau bukan? Dan bagaimanakah sikap yang benar?
Seminar maupun KKR yang diselenggarakan  di berbagai tempat beberapa tahun terakhir ini membawa dampak, positif maupun negatif. Ada kelompok  yang menyoroti iman kristen dari sudut pandang Pria Sejati, sehingga dalam setiap acara KKR maupun seminar, Pria Sejati menjadi topik pembicaraan; Para peserta bangga karena mendapat pencerahan  dan  dapat mengenal jati dirinya sebagai pria yang sebenarnya. Namun disisi lain ada pihak yang menilai bahwa  sebagian pendukung pria sejati merasa eksklusif, karena ada yang mengatakan menghikuti Camp 3-4 hari dan wisuda adalah garansi untuk menjadi pria sejati, dll.

Sedangkan kelompok yang lain menyoroti iman kristen  dari sudut pandang Pria Bijaksana; satu contoh pembicara dalam sebuah KKR di salah satu gereja di Jbr, menyisipkan beberapa kalimat yang menyinggung kelompok pria sejati dengan mengatakan “ pria sejati sudah tidak laku lagi di  salah satu daerah, karena salah satu dari tiga pengurusnya selingkuh, pernyataan ini bagaikan petir yang  mengejutkan  kelompok pria sejati, dan pernyataan itu   dikeluhkan banyak orang  sebagai hal yang kurang  bijaksana. 


       Pendukung pria bijaksana    mengklaim  istilah pria bijaksana lebih  Alkitabiah, karena serasi dengan kelompok Wanita Bijaksana, dan selaras dengan  ajaran Yesus mengenai 5 anak dara yang bijaksana yang setia dan siap menanti pengantin laki-laki. Kelompok ini menilai sebagian pengurus pria sejati belum bertobat. Meskipun dalam beberapa pertemuan pria sejati ada yang bersaksi secara terbuka di depan umum tentang pertobatannya, berkaitan dengan masalah-masalah rumah tangga dan kepriaan atau kepala keluarga yang tadinya kacau, kini telah dipulihkan. Pengakuan dosa semacam ini pun dikeluhkan beberapa orang sebagai hal yang tidak bijaksana, karena  dianggap sebagai pengakuan yang memalukan, sedangkan ada pihak yang menilai hal tersebut sebagai pengakuan yang tulus  dan terbuka yang patut dihargai.
      Demikian masing-masing kelompok   terkesan saling menyudutkan satu dengan yang lain; dan   masing-masing mempunyai pengaruh dan pendukungnya. Polemik semakin tajam karena masing- masing mengutip ayat Alkitab sebagai dasar pembicaraan.

Bagaimanakah sikap yang benar?
1. Memahami rencana  Allah
Allah sedang menyingkapkan rahasia  kemuliaan hidup di dalam Kristus, yang berabad-abad tersembunyi. Disingkapkan kepada Gereja-Nya melalui orang-orang yang diurapi-Nya. Efesus 3:1-13.  “Dengan berpegang teguh pada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal kearah Dia, Kristus yang adalah Kepala, daripadaNyalah seluruh tubuh  rapi tersusun dan diikat menjadi satu “ Efesus 4:15,16”
Allah memakai para hamba Tuhan dengan pelayanan lima  jawatan Roh, (Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala dan Pengajar) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua  telah mencapai kesatuan  iman  dan pengetahuan yang benar  tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat petumbuhan  yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.  (Efesus 4 : 11-12); “Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita” (I Kor.2:7)  dari ayat di atas kita sadar bahwa Allah sedang membentuk gerejaNya supaya terus bertumbuh di dalam iman, pengetahuan tentang kebenaran, dan kedewasaan penuh yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
2. Menguji setiap roh
 Setiap berita yang dianggap kebenaran harus diuji (1Yoh.4:1-6) apakah hal itu terdapat dalam Alkitab? Kalarifikasi dengan Tuhan melalui doa, apakah makna berita tersebut sama dengan yang dimaksudkan Alkitab? Atau apakah berita itu murni memuliakan / meninggikan  Tuhan, atau memuliakan/meninggikan manusia (si aku), atau kelompok tertentu?  Apakah berita itu mendorong persatuan dan kesatuan tubuh Kristus, atau cenderung memecah-belah tubuh Kristus (alias membangun gereja di dalam gereja dan efeknya ada jemaat yang   membangkang/meremehkan gembala gereja lokal?)  benarkah argumentasinya bahwa persekutuan ini bukan gereja tetapi persekutuan komunitas Kristiani? Apakah motif misinya  murni sebagai bagian dari misi Allah, misi Kristus, misi Rasul-Rasul  dan misi Gereja?, yaitu menyampaikan kabar baik,  menyelamatkan orang berdosa, menguatkan yang lemah, membawa damai bagi yang konflik? menyembuhkan yang sakit, menghibur yang susah, menyatakan kesalahan, menegur yang berdosa, mendidik dalam kebenaran? atau apakah ada misi terselubung yaitu  mencari mamon alias bisnis rohani?  Dan apakah yang diberitakan adalah “Yesus yang lain, roh yang lain dan Injil yang lain”? (II Kor. 11:40) Waspadalah sebab iblispun menyamar sebagai malaikat terang. II Kor 11:14; Andalah yang menguji dan memutuskannya dengan hikmat dari Roh Kudus. Apabila anda mendapatkan jawaban yang positif bertahanlah di dalamnya, tetapi apabila anda mendapat jawaban yang negatif menjauhlah  dari padanya.
3. Memperluas Wawasan Alkkitabiah dan mempertajam Visi dan Misi
 Belajarlah memahami Missio Dei (Misi Allah); Missio Christi (Misi Kristus); Missio Apostolorum (Misi Para Rasul); Missio Ekklesiae (misi gereja/ tubuh Kristus).
 Pengutusan Kristus, Para Rasul dan Gereja    oleh Allah supaya Visi Allah yaitu keselamatan jiwa-jiwa terwujud.
  Yesus Kristus memahami Visi Allah, dan Para Rasul memahami Visi Kristus dan orang-orang percaya harus memahami Visi Para Rasul, karena semuanya harus berada dalam  Visi yang sama.
 Untuk mewujudkan Visi Allah inilah, Gereja termasuk para Hamba Tuhan masa kini mendapat hikmat dari Roh Kudus, membangun dan mengembangkan cara berteologia dengan sudut pandang dan tema yang berbeda-beda. dalam melaksanakan tugas misi penginjilan, disalurkan melalui seminar, KKR, loka karya dsb.
 Kita harus memperluas wawasan teologi Alkitabiah, supaya memiliki konsep iman Kristiani  yang comprehensive/luas.  Dirangkum dari semua sudut pandang, untuk menghindari kesalah pahaman, yang dapat berakibat tersesat dan menyesatkan.  Sebagaimana perintah Firman Tuhan  ‘awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu, supaya dengan berbuat demikian  engkau dapat menyelamatkan dirimu dan menyelamatkan semua orang yang mendengarkan engkau’.( I Timotius 4:16).
 Memahami Visi atau isi hati Allah bukan hanya kewajiban  pendeta dan  mahasiswa teologi, tetapi merupakan kewajiban setiap orang kristen.
 Firman Tuhan berkata  “UmatKu binasa karena tidak mengenal Allah (tidak berpengetahuan  tentang kebenaran) Hosea 4:6; pengetahuan yang setengah benar sudah sangat menyusahkan banyak orang, seperti Paulus sebelum lahir baru, ia sebagai ahli taurat  merasa telah memiliki hikmat, tetapi ia tidak memahami visi dan misi Yesus, bahkan ia terlibat dalam  pembunuhan   pengikut Yesus (Stevanus Kis. 7) Namun setelah ia bertobat dan diurapi Roh Kudus, ia sadar telah melakukan kebodohan, kemudian dialah yang paling banyak berkorban     di lapangan misi, berani menghadapi tantangan, dan tidak sombong.
 Firman Allah  berkata  “barang siapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan”
Supaya ada yang  berseru harus terlebih dahulu  percaya supaya  percaya   harus terlebih dahulu mendengar Injil dari pemberita Injil yang diutus oleh Allah. Roma 10:13-15. Semua orang percaya adalah utusan/ duta/misionaris untuk memberitakan  Kerajaan Allah di dunia ini.

4. Jangan cepat  menghakimi karena berbeda   sudutpandang teologia
 Mengetahui kelemahan dan kekuatan rohani saudara seiman itu baik, tetapi mengetahui kelemahan dan kekuatan rohani diri sendiri jauh lebih baik. Pada dasarnya siapapun orang kristen didunia ini, sekalipun ia pendeta/gembala sidang  atau dosen di perguruan tinggi  teologia, maupun  kelompok gerakan rohani tertentu, belum ada yang sudah sempurna menurut standard Allah atau Yesus Kristus. Itu sebabnya setiap anggota tubuh Kristus saling membutuhkan satu dengan yang lainnya;… Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya…mata tidak dapat berkata kepada tangan “aku tidak membutuhkan engkau” dan  kepala tidak dapat berkata kepada kaki “aku tidak membutuhkan engkau” I Korintus 12:12-31; jadi di dalam Kristus ada nasehat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan… hendaklah kamu sehati, sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan , dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri,  (Filipi 2:1-5).
 Setiap orang percaya harus rendah hati, belajar menilai sesuatu dengan menggunakan kaca mata Allah bukan kaca mata manusia. (Maksudnya  dengan sudut pandang Allah).
 Berbeda sudut pandang dalam konteks ini, tidak  berarti ada kesalahan. Misalnya orang pertama melihat meja dari posisi sudut, mengatakan meja berkaki tiga. Orang ke dua melihat meja dari atas, mengatakan meja tidak berkaki, tetapi rata/datar. Kemudian orang ke tiga melihat meja dari depan, berkata meja berkaki dua. Manakah yang benar dari tiga sudut pandang ini? Semuanya sama benar dan tidak ada yang lebih benar atau kurang benar diantaranya, karena ketiga-tiganya melihat dan berbicara mengenai obyek yang sama. Kelemahannya, ketiga-tiganya tidak sempurna melihat meja tersebut, dari semua sudut pandang, sehingga  kesimpulan yang diambil nampaknya  bertentangan satu dengan yang lain.   Dari ilustrasi di atas, dapat di gunakan untuk menjernihkan kesalah fahaman atau polemik, soal istilah Pria Sejati dengan  Pria Bijaksana. Kedua-duanya sama benar. Dan Alkitabiah. Pria sejati  dalam arti yang sebenarnya pasti bijaksana, dan sebaliknya pria bijaksana pasti  sejati. Yesus Kristus adalah standard yang ideal untuk menilai apakah seseorang sejati atau bijaksana.    Sebagai mana Yesus adalah Allah yang sejati dan Manusia sejati dalam satu pribadi, Dialah sumber hikmat dan kebijaksanaan. Kesejatian dan kebijaksanaan  seseorang (tanpa perbedaan status pria maupun wanita), dilihat dari   karakternya atau mental spiritualnya.  Apakah ia memiliki karakter Kristus atau tidak?
 Jangan terkecoh dengan istilah, dan slogan-slogan yang kelihatan menarik, sebab isi Alkitab sudah sangat cukup jelas menyatakan kesejatian dan kebijaksanaan yang hakiki. Apalagi pria sejati maupun pria bijaksana, kedua-duanya mengacu pada karakter kristus yang terdiri  dari sifat-sifat Yesus, atau atribut moralNya. Seperti yang terdapat dalam  Galatia 5:22-23 tentang buah-buah Roh;  I Korintus 13:1-13 tentang kasih .Matius 25:1-13, tentang ketaatan dan kesetiaan. Dll.
 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi, karena aku telah mempertunangkan kamu  kepada satu laki-laki, untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus, tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan  dari kesetiaan yang sejati kepada Kristus.( II Kor 11:2-3). Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Roma 12:1; Ayat-ayat di atas ditujukan kepada semua orang percaya, baik kelompok pria sejati maupun kelompok pria bijaksana atau kelompok wanita bijak,  dituntut kesetiaannya yang sejati dan  ibadahnya yang sejati. Dalam menanti kedatangan Kristus.
 Laki-laki yang tua hendaklah …bijaksana. Titus 2:2; Ia (Tuhan) mendidik kita….. supaya hidup bijaksana Titus 2:12; Demikianlah kamu hai suami-suami hiduplah bijaksana dengan istrimu…  (IPet.2:7) Dalam Alkitab  sekitar 75 ayat yang menulis tentang kata bijak, bijaksana atau kebijaksanaan, dan  sekitar 4 ayat tentang kata sejati.
    Pengajaran mengenai pria sejati maupun pria bijaksana dan wanita bijak, bukan satu-satunya ajaran dalam Alkitab, tetapi hanya salah satu dari sekian banyak topik atau aspek yang saling berhubungan dengan ajaran yang lainnya.  Pengajaran ini penting dan bermanfaat, apabila konsep dan penerapannya juga benar dengan tujuan pembangunan tubuh Kristus.

5. Menjadi pelaku Firman Allah
 Pembicara dalam sebuah seminar dan KKR pria sejati di Jbr saya kenal persis karena pernah satu kelas waktu sekolah dulu di Malang. Beliau  mengatakan, “Dunia tidak berubah dengan teologia yang tinggi, tetapi dunia dapat berubah oleh orang yang mau berubah dan yang diubahkan’
 Bagi kaum awam pernyataan  diatas tidak penting,  sehingga tidak perlu serius memikirkannya. tetapi orang tertentu menilai pernyataan itu  aneh, bukankah yang berteologia adalah manusia juga termasuk pembicara? Sebagian orang menganggap  bahwa pembicara  lebih mengutamakan pemulihan/ perubahan karakter seseorang yang dapat mengubah orang lain, dan bukan soal-soal teologi, yang penting melakukan Firman Allah   titik. ( menurut penulis “praktek tanpa teori = roda tanpa as”)
  Pihak  lain menilai bahwa pembicara sudah merasa nyaman dengan wawasan teologi yang dimilikinya dan itu sudah cukup.
 Sampai kini masih banyak orang yang secara sadar maupun tidak sadar, melecehkan pengetahuan teologia,  merasa bahwa teologi hanya pengetahuan belaka, yang digumuli di perguruan tinggi. Anggapan seperti  ini sangat keliru, karena teologia juga mempunyai arti “pengetahuan tentang Allah dalam hubungan dengan segala ciptaanNya”. ( Misalnya masing-masing agama dan kepercayaan di dunia mempunyai teologi sendiri, dari sumbernya yang berbeda) Setiap orang yang berpikir, merenungkan,  dan berkata-kata, serta melakukan aktifitas atau mempersembahkan  sesuatu, dalam hubungan  dengan  Tuhannya,  berarti sedang berteologia. Dengan adanya gerakan pria sejati maupun  Pria bijaksana dewasa ini dapat dikatakan bahwa itu adalah Teologia Pria Sejati atau Teologia Pria Bijaksana.
  Allah, Alkitab dan Yesus Kristus adalah sumber teologi kristen yang benar. Dari Alkitablah kita mengenal Allah dan Yesus Kristus. Yesus Kristus sangat konsisten dengan Alkitab dalam hidup dan pelayananNya, dan Dialah sentral berita Alkitab, baik dalam PL maupun PB.
 Tujuan  berteologia yaitu  semakin dalam kita mengetahui kebenaran, semakin dalam kita mengasihi Allah dan sesama manusia.  Teologia apapun yang tidak bersumber dan tidak tunduk pada Allah, Alkitab dan Yesus Kristus, pasti sesat dan pengikutnya akan binasa.
 Apakah anda mempunyai sumber teologia yang lain? Apakah di denominasi/gereja  yang anda bernaung/layani saat ini tidak ada Tuhan? Tidak ada Roh Kudus?, tidak ada lagi Firman yang hidup,  yang dapat mengubahkan? Apakah anda mempunyai perasaan ketergantungan pada suatu gerakan rohani tertentu, seperti orang yang sakit, dalam ketimpangan , kebutaan dan kelumpuhannya,    hanya  bergantung pada gerakan air kolam Betesda?, bukan pada pribadi Yesus Kristus pencipta dan penggerak air itu yang adalah sumber mujizat? (Yohanes 5) Dan bagaimanakah sikap hati nurani saudara sebagai gembala jemaat, menyikapi jemaat yang lebih aktif dalam kegiatan di luar gereja dari pada dalam gerejanya?
 Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran akan Firman  Kristus.   Sebenarnya seseorang yang mau berubah, kemudian  membawa pengaruh perubahan terhadap orang lain,  karena yang bersangkutan telah memiliki tingkat teologia tertentu (pengertian dalam ukuran tertentu), sehingga dapat mengambil keputusan untuk percaya dan beriman  kepada  Allah, Alkitab dan Yesus Kristus.
 UmatKu binasa karena tidak mengenal Allah, maksudnya bangsa Israel sebenarnya sudah mengetahui hukum-hukum Tuhan (perintah dan larangan) tetapi tidak taat;  Itu sebabnya mereka binasa. Hosea 4:6.    Janganlah alergi/ bersikap negatif terhadap teologia, walaupun disekeliling kita banyak teologia (sumbang/liberal/abu-abu dll.) Apakah negara kita tidak perlu senjata, hanya karena ada oknum atau kelompok teroris yang menyalah gunakan senjata untuk membunuh orang yang tidak bersalah? Yesus memiliki teologia yang sempurna dan Paulus berteologi/pengetahuan tentang Allah  pada taraf yang sangat tinggi. Sehingga  membawa dampak perubahan yang luar biasa bagi dunia, atau terhadap orang-orang yang dilayaninya. Demikian juga seseorang berubah (lahir baru) karena ia terlebih dahulu telah mengetahui siapa Allah dan siapa dirinya melalui berita Alkitab, dalam perjumpaannya secara pribadi, sehinga ia percaya dan bertobat. Namun “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”. (Yak 2:17)
 Jadilah seperti “ladang yang baik, dimana   benih firman Allah didengar, disimpan dalam hati dan menghasilkan buah-buah rohani dalam ketekunan”. Lukas 8:15.
  “…Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah”. I Yohanes 3:10. “Barang siapa yang menuruti segala perintahNya, ia diam di dalam Allah dan Allah diam di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita”. I Yoh. 3:24.
 “Jika engkau baik-baik mendengankan suara Tuhan , Allahmu dan melakukannya dengan setia segala perintahNya yang Kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan Allahmu akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi”. Ulangan 28:1.
 “Janganlah engkau lupa memperkatakan  kitab taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian  perjalananmu akan berhasil, dan engkau akan beruntung”. Yosua 1:8.  Demikian juga, keberhasilan/kesuksesan dan keberuntungan kita, dalam hidup sekarang dan yang akan datang,  bukan karena menjadi pengikut fanatik atau anti terhadap suatu gerakan rohani, atau suatu organisasi apapun namanya, tetapi karena kita memperoleh anugerah Allah dan menjadi pengikut Yesus Kristus, yang melayani dalam satu kesatuan Tubuh Kristus. Baik lokal maupun universal. Sebagai mitra kerja Allah, tidak ada seorangpun yang menginginkan “Apa yang sudah diawali dengan Roh, akan diakhiri dengan daging”
 Jadi berteologia/pengajaran  dari sudut pandang pria sejati, pria bijaksana maupun wanita bijak, sama-sama baik, apabila konsep dan penerapannya sesuai dengan Firman Allah,  tunduk pada Allah, Alkitab dan Yesus Kristus,  Halleluyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

  BAB 1 PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN   A. Pengertian Pendidikan (secara umum): 1. Apakah arti pendidikan ? Lebih daripada sekedar s...